Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyelundupan dan Terorisme di Perbatasan RI-Filipina

Kompas.com - 01/09/2009, 08:08 WIB

Tanpa sadar, pergerakan mereka dimanfaatkan oleh kelompok teroris yang beraksi di Filipina dan Indonesia. ”Ada orang Filipina yang sering mencari bahan baku peledak dari bekas ranjau laut yang banyak terdapat di utara Halmahera dan Morotai. Dia membarter dengan minuman keras impor,” kata Yahya Baba dengan polos.

Sumber di Polda Sulawesi Utara menerangkan, pada masa kerusuhan di Maluku dan juga rangkaian aksi bom di Bali dan Jakarta, diketahui sejumlah orang yang diduga teroris kerap melintas di Filipina Selatan dari Balut, Sarangani, General Santos, dan transit di sekitar Talaud seperti di Pulau Marore sebelum melanjutkan perjalanan ke Maluku Utara dan Maluku. Jarak itu membentang sekitar 550 kilometer atau setara Jakarta-Semarang di Pulau Jawa.

”Ada sejumlah orang yang dicurigai yang kemudian menghilang dari Sangihe dan Talaud pascarangkaian aksi teroris di Jawa dan Bali,” kata perwira senior di Polda Sulawesi Utara itu.

Selama ekonomi perbatasan Republik Indonesia tidak dibangun, penyelundupan dan terutama terorisme terus menjadi momok. Reaksi sesaat dengan menambah jumlah aparat militer dan polisi di perbatasan justru menambah persoalan karena mereka tidak diberi dana memadai untuk hidup di perbatasan yang membutuhkan biaya tinggi!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com