Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TKI Indonesia Terancam Dipancung

Kompas.com - 30/04/2009, 02:20 WIB

Demikian harapan Sadena, yang tidak terlalu fasih berbahasa Indonesia. "Saya mau anak saya pulang. Biar saja dia tidak bekerja lagi," ujarnya.

Belakangan, kondisi kesehatan dua lansia tersebut terus menurun akibat memikirkan kondisi anaknya. "Saya yakin Sulaimah tidak bersalah. Jangankan membunuh. Saat saya atau suaminya marah, tidak pernah dia melawan," jelasnya.

Misnadin dan istrinya tinggal dirumah sederhana di Kecamatan Sungai  Ambawang. Meskipun sederhana, namun tempat tinggal Misnadin terbilang bersih dan asri.

Halaman terlihat bersih, kiri dan kanan rumah dipenuhi pepohonan rindang.
Untuk mencapai kediaman bernomor 90 tersebut, hanya dapat menggunakan kendaraan roda dua dengan menempuh perjalanan sekitar 1,5 jam melewati jalan tanah dari Pontianak.

Jika matahari terik, perjalanan akan lebih cepat lantaran kondisi tanah yang menguat, namun jika hujan mengguyur jalan akan sulit dilewati. Dari beberapa warga diketahui banyak wanita di Kecamatan Sungai Ambawang yang berangkat ke Saudi Arabia untuk bekerja.

Mereka memiliki dua istilah, TKW dan Umroh. Dikatakan TKW jika mereka bekerja dengan menggunakan surat-surat resmi, namun jika dikatakan Umroh, artinya mereka awalnya hendak beribadah Umroh, namun berlanjut bekerja di Saudi Arabia.

"Saat dia berangkat dia minta restu dari saya untuk mengizinkannya. Saya bilang saya tidak berhak, sebab dia sudah memiliki suami," jelas Misnadin. Menurutnya, sudah tiga kali Sulaimah hendak berangkat bekerja di Saudi, namun dua diantaranya gagal.

Sulaimah nekat berangkat lantaran ingin memperbaiki kondisi keuangan keluargannya. "Disini rata-rata Umroh. Kalau ada orang yang mengajak, maka banyak yang akan ikut. Surat- surat juga diurus di Madura," jelas Taufik, cucu dari Misnadin.

Sekitar tahun 2008 lalu, keluarganya menerima sepucuk surat yang ditulis oleh Sulaimah. Dalam suratnya, Sulaimah meminta maaf kepada keluarga dan suaminya yang ia tinggalkan.

Dari surat yang dikirimkan Sulaimah, ia mengatakan permintaan maaf kepada keluarga besarnya, belum bisa membahagiakan dan tolong anaknya dijaga. Berikut beberapa petikan surat Sulaimah kepada kedua orangtuanya,"Gimana keadaan anakku. Kumohon tolong jaga anakku, aku minta maaf soalnya aku enggak pernah nilpon, aku enggak tau no yang di Indo. Tolong bilang sama suamiku, kalau aku masih ada, karena aku dengar aku sudah dibilang mati."

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com