Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga Menyesal Mengkremasi David

Kompas.com - 01/04/2009, 17:57 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Keluarga David Hartanto Widjaja menyesal telah mengkremasi mahasiswa tingkat akhir Fakultas Elektro dan Elektronika Universitas Teknologi Nanyang (NTU) Singapura itu. Penyesalan ini karena hasil otopsi atas David lama dikeluarkan.

"Kami menyesal juga kenapa dikremasi. Padahal, masih banyak pertanyaan di kepala. Seperti luka di leher yang ditutup plester dan tidak boleh kami lihat. Jika masih kemungkinan, masih bisa diotopsi di Indonesia," ujar kakak David, William Widjaja, saat konferensi pers, Rabu (1/4).

Namun, sebagai pemeluk agama Buddha, kremasi adalah jalan terbaik, apalagi, lanjutnya, David masih muda dan belum menikah.

Keluarga Widjaja juga menyesalkan Pemerintah Indonesia yang tidak berani mengambil sikap dan hanya menerima hasil penyelidikan kasus David. "Ini kan tentang seorang warga negara Indonesia yang pernah mengharumkan bangsa dalam Olimpiade Matematika di Meksiko pada 2005. Seharusnya pemerintah melarang kami untuk melakukan kremasi. Menurut kami, jangan dikremasi soalnya kami akan melakukan penyelidikan, gitu kek. Tapi itu tidak ada," ujarnya geram.

David diduga tewas bunuh diri setelah menusuk dosen pembimbing tugas akhirnya, Profesor Chan Kap Luk (45), pada 2 Maret 2009 di kampusnya. Namun, keluarga mahasiswa tingkat akhir itu tidak percaya David tewas bunuh diri. Keluarga yakin, bungsu dari dua bersaudara itu tewas akibat dibunuh. Kesimpulan ini dilihat dari sejumlah kejanggalan pada peristiwa itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com