Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Raja Thailand Serukan Perdamaian

Kompas.com - 24/12/2008, 04:15 WIB

BANGKOK, SENIN — Raja Thailand Bhumibol Adulyadej (81) menyerukan agar pemerintahan baru yang dipimpin Perdana Menteri Abhisit Vejjajiva menciptakan ”ketertiban dan perdamaian” di Thailand. Seruan yang disiarkan stasiun TV itu adalah seruan pertama Raja Bhumibol terkait situasi politik di Thailand.

”Saya harap Anda menjalankan tanggung jawab mengelola negeri ini dengan baik. Saya ingin perdamaian terwujud. Jika Anda semua bekerja sama, ketertiban dan perdamaian pasti dapat terwujud sehingga negeri ini dapat melalui situasi sulit seperti sekarang. Hanya itulah yang diinginkan rakyat Thailand,” kata Raja Bhumibol yang berbicara pelan dengan suara lirih dan parau, Senin (22/12).

Raja Bhumibol yang selama ini sakit-sakitan berbicara di hadapan publik seusai melantik dan mengambil sumpah kabinet baru PM Abhisit di Istana Chitralada. Seruan Raja Bhumibol di stasiun TV itu merupakan komentar Raja yang pertama terkait dengan serangkaian protes jalanan dan kampanye untuk menggulingkan pemerintahan yang dimulai sejak tujuh bulan lalu. Sebelumnya, tidak pernah terdengar ada pernyataan dari Raja Bhumibol.

Justru istri Raja Bhumibol, Ratu Sirikit, yang muncul di depan publik setelah insiden bentrokan antara pemrotes dan polisi di luar gedung parlemen pada Oktober lalu. Insiden itu menewaskan dua orang dan melukai ratusan orang. Saat berbicara di stasiun TV, Ratu Sirikit menawarkan bantuan keuangan bagi korban yang terluka. Bahkan, Ratu Sirikit hadir dalam pemakaman salah satu pemrotes yang tewas. Hal ini dianggap tindakan luar biasa karena biasanya anggota keluarga kerajaan tidak ikut hadir di upacara pemakaman rakyat biasa.

Banyak warga Thai yang tidak sabar menanti kemunculan Raja Bhumibol pada awal Desember lalu. Biasanya, Raja Bhumibol tak pernah absen tiap tahun muncul dan berpidato di TV dalam rangka ulang tahunnya. Masyarakat berharap ada seruan dan tuntunan dari Raja mengenai kondisi politik dalam negeri. Namun, Raja Bhumibol membatalkan pidato di TV karena sakit. Raja terakhir kali terlihat di muka publik pada 3 Desember. Meski agak pucat, ia masih bisa memeriksa pasukan kerajaan. Tahun lalu Raja Bhumibol dirawat di rumah sakit selama tiga pekan karena infeksi usus besar dan gejala stroke.

Dinanti-nanti rakyat

Raja Bhumibol yang telah berkuasa selama 60 tahun itu dianggap sebagai tokoh pemersatu rakyat saat terjadi krisis. Oleh karena itu, ketika Raja Bhumibol berbicara di TV, Senin, aktivitas di Thailand seakan terhenti. Orang-orang berkumpul di depan TV, baik di rumah, restoran, maupun pertokoan.

”Saya sangat lega setelah mendengarnya bicara. Itu membuat saya merasa bangsa ini akan maju dan lebih damai,” kata Malai Chanachai (61), pensiunan guru.

Pemilik toko di Bangkok, Puangtip Poolsuwan (60), mengaku, melihat Raja Bhumibol yang terlihat sedikit lebih sehat membuatnya lebih tenang. ”Namun, saya yakin sebenarnya beliau masih sakit. Saya sangat berharap beliau segera sembuh,” ujarnya.

Pertanyaan tentang kelanjutan kepemimpinan di Kerajaan Thailand dan politik di dalam negeri sejak lama menjadi kekhawatiran rakyat. Pangeran Mahkota Vajiralongkorn (56) dianggap tidak berpengaruh seperti halnya Raja Bhumibol.

”Krisis dan konfrontasi Thailand terlalu dalam. Pernyataan dari kerajaan tentang pemerintahan baru tentu akan mengurangi ketegangan, tetapi masalah utamanya akan tetap ada,” kata pengamat politik dari Chulalongkorn University, Thitinan Pongsidhirak. (AFP/AP/LUK)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com