Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasukan Garuda Sihir Warga Lebanon

Kompas.com - 23/10/2008, 18:33 WIB

“Mumtaz...Mumtaz!” (hebat...hebat), itulah pujian yang diucapkan para penonton saat para prajurit Yon Mekanis TNI Kontingen Garuda (Konga) XXIII-B menyihir mereka dengan permainan sulap yang menakjubkan.

Bagi kita yang sering menonton acara sulap di televisi, atraksi ini barangkali bukan hal baru. Namun bagi warga Lebanon Selatan yang kebanyakan merupakan komunitas Syiah yang konservatif, pertunjukan itu membuat mata mereka tak berkedip dan mulut mereka menganga.       

Pertunjukkan atraksi sulap oleh para prajurit Kontingen Garuda di wilayah misi PBB Lebanon Selatan ini merupakan bagian dari beberapa atraksi yang ditampilkan dalam rangka acara peresmian penggunaan Lapangan Sepakbola mini (mini soccer) yang merupakan sumbangan dari UNIFIL (United Nations Interim Force In Lebanon) senilai 40.000 dolar AS.

Atraksi sulap diawali dengan trik membengkokkan sendok ala Deddy Corbuzier. Para hadirin terheran-heran menyaksikan bagaimana sendok yang keras bisa bengkok begitu saja lalu seketika dapat lurus kembali. Atraksi selanjutnya makin panas, ketika para prajurit menyulap kertas tisu menjadi uang kertas 1 dolar AS dengan cara membakarnya. Kontan, anak-anak yang menonton berebut untuk menjadi sukarelawan agar mendapatkan kesempatan memiliki uang dolar tersebut.

“Jayyid Jiddan!” (bagus sekali!), ujar para penonton. Bahkan Letkol Cara Cena yang datang sebagai tamu undangan sebagai perwakilan dari Kontingen Spanyol sampai berulang kali mengangkat bahunya seraya berujar, “It’s amazing! How could that be?”

Ia juga terpesona saat prajurit Indonesia yang diikat tangan dan kakinya kuat-kuat ternyata dapat lolos dalam waktu sekian detik, dan kemudian melambaikan tangan ke arah pengikatnya, yakni Letkol Cena. Para penonton sontak tertawa riuh melihat sang Letkol kebingungan.

Atraksi selanjutnya, seorang Prajurit Garuda dengan mata tertutup dan kepala ditutup kain hitam dengan tepat menggunakan pedang. Ia pun melanjutkan aksinya dengan memotong wortel yang sedang digigit prajurit lainnya. Hasilnya pun sukses.

Untuk lebih meramaikan suasana, tokoh masyarakat juga diberi kesempatan berpartisipasi dalam olah tenaga dalam silat “Kera Sakti”. Mereka diminta memeriksa apakah biji kemiri yang akan digunakan untuk atraksi asli atau tidak. Setelah itu, hanya dengan segulung kertas koran, biji  itu dipukul oleh seorang prajurit dan hancur berkeping-keping. Para penonton pun bertepuk tangan dan bersorak takjub.

Penampilan sulap kali ini bukanlah pertunjukan perdana bagi Prajurit Garuda. Namun khusus di daerah Adshit Al Qusayr, inilah kesempatan pertama kali mereka tampil di daerah yang tergolong “tertinggal”.

Sebelum pertunjukan dimulai, terlebih dahulu diadakan rangkaian kegiatan seremonial. Dimulai dari Sambutan oleh Dansatgas Konga XXIII-B Letkol Inf A M  Putranto, S.Sos, dilanjutkan sambutan dari Mayor Manzano Chief of G-9/ CIMIC (Civil Military Co-operation) Komando Sektor Timur UNIFIL yang berasal dari Spanyol dan terakhir sambutan dari Mayor (Kepala Wilayah) setempat yaitu Ahmad Suwaydan.

Turut hadir pula Mrs. Ewa Turyk yang merupakan Staf Civil Affair dan Letkol Cara Cena, Chief of PIO (Public Information Officer) Komando Sektor Timur dan beberapa tokoh masyarakat. Acara pokok diakhiri pengguntingan pita secara simbolis oleh Dansatgas, Mayor Manzano, Ahmad Suwaydan dan Ewa Turyk.     

Pertunjukkan ditutup dengan tampilnya Vokal Grup Kolaborasi antara remaja-remaja Lebanon dengan para Prajurit Garuda XXIII B. Mereka menyanyikan 3 buah lagu berbahasa Arab, Inggris dan Indonesia bertema perdamaian secara berturut-turut diiringi dengan petikan gitar. Penampilan ini pun membuat para penonton terpesona.

Sebagai acara pamungkas, diadakan pertandingan sepakbola persahabatan antara warga setempat dengan gabungan prajurit Indonesia dan prajurit Spanyol, sekaligus menandai secara resmi penggunaan lapangan sepakbola. 

Selama berlangsungnya acara, banyak komentar bernada pujian yang dilontarkan kepada Kontingen Garuda. Mereka menyatakan bahwa Kontingen Indonesia tidak pernah kekurangan materi dan sarat akan kesenian serta ketrampilan. “You are very professional," ujar Mayor Manzano saat diminta komentarnya. 

Masih menurutnya, Pasukan Indonesia adalah pasukan serba bisa, ahli dalam berbagai bidang baik militer, olah raga, dan seni. Bahkan tegasnya, hubungan dengan masyarakat sekitarnya sangat baik dan membaur sehingga tugas pokok sebagai Pasukan Perdamaian PBB sesuai mandat resolusi DK PBB 1701 dapat dilaksanakan dengan baik.        

 Kapten Chb Sandy Maulana Prakasa, S.IKom Perwira Penerangan Satgas Yon Mekanis TNI Konga XXIII

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com