Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marriott Islamabad, Oasis di Tengah Kota yang Kacau

Kompas.com - 22/09/2008, 03:37 WIB

Marriott. Hotel mewah berbintang lima di tengah-tengah kota Islamabad, Pakistan, ini menawarkan oasis sumber ketenangan bagi para tamu yang ingin melepas penat dan menikmati hidup bak raja.

Marriott hampir seperti fatamorgana mengingat Islamabad tidak pernah sepi dari ancaman bom bunuh diri. Serangan yang terjadi Sabtu lalu mengentak kota dan menjadi pengingat betapa Marriott bukan hanya menarik perhatian pencari ketenangan, tetapi juga penebar kekacauan.

Tamu-tamu pencari oasis itu bermacam-macam. Diplomat asing, pengusaha asing, wartawan, dan para pejabat pemerintah serta politikus Pakistan menjadi pelanggan Marriott. Sering kali mereka singgah tidak untuk menginap, tetapi sekadar menikmati masakan enak restoran cantik nan indah di dalam hotel. Restoran masakan Jepang, Thailand, China, dan Lebanon tak pernah sepi tamu.

Bahkan, ada sebuah restoran yang menjual steak dengan daging impor—satu-satunya restoran steak dengan daging impor di Pakistan—yang selalu ludes habis. Padahal, harganya tidak bisa dibilang murah. Satu porsi steak daging impor itu sama saja dengan seperempat gaji pegawai negeri di Pakistan.

Di bulan puasa, restoran-restoran hotel tetap saja dipenuhi kalangan kelas atas Pakistan yang akan berbuka puasa. Ledakan bom yang terjadi Sabtu lalu hingga menewaskan 60 orang dan melukai 223 orang itu terjadi hampir bersamaan dengan waktu berbuka.

Status Marriott sebagai simbol kapitalisme Barat rupanya tidak hanya menarik minat golongan kaya Pakistan, tetapi juga kerap diincar kelompok militan. Hanya ada dua hotel mewah di Islamabad, Marriott dan Serena, dan dua hotel itu—terutama Marriott—kerap menjadi tempat perhelatan acara para pejabat. Mantan Presiden Pervez Musharraf pernah menghadiri upacara pernikahan mewah di Marriott pada Agustus lalu.

Daya tarik seperti itu yang membuat Marriott kerap menjadi incaran teroris. Apalagi lokasi Marriott memang ”menggiurkan” karena hanya berjarak beberapa ratus meter dari gedung parlemen dan kantor presiden. Meski telah dijaga ketat, Marriott tetap saja mengalami serangan.

Pada Oktober 2004, satu orang tewas akibat ledakan di lobi. Pihak keamanan hotel mengaku ledakan itu dari bom yang disembunyikan di dalam laptop. Ledakan bom bunuh diri juga terjadi Januari 2007 di luar halaman hotel, menewaskan seorang satpam. Akibat dua insiden itu, pihak keamanan hotel memperketat penjagaan.

Di luar pagar hotel dipasang beton dan baja penutup jalan. Setiap tamu dan mobil yang masuk diperiksa dengan ketat. Lobi hotel juga diperluas agar cukup untuk dipasang alat-alat pemindai (X-ray) tubuh dan tas. Bukan hanya itu. Di lobi juga dibangun akuarium ikan yang luas. Akuarium ini dikeluhkan para tamu karena jarak antara bagian depan hotel dan jalan justru menjadi makin pendek.

Ketika ledakan terjadi, akuarium raksasa itu pun pecah. Di lantai lobi tersebar ikan-ikan hias yang menggelepar. Demikian pula ratusan pencari ketenangan yang terluka dan tewas akibat bom bunuh diri di ”oasis” bernama Marriott itu. (AFP/LUK)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com