KOMPAS.com - Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma menuding apartheid sebagai biang keladi tingginya angka kriminalitas di Afrika Selatan sampai kini. "Sistem itu melahirkan kekerasan. Hal itu adalah konsekuensi langsung dari apartheid,"katanya pada Jumat (15/2/2013).
Zuma menambahkan saat rezim kulit putih pada dekade 80-an memperketat sistem pembedaan warga berdasarkan warna kulit, kekerasan menjadi hal lazim. Menurut Zuma, saat ada demonstrasi menentang sistem itu, aparat rezim langsung menembak para pengunjuk rasa terang-terangan di depan umum. "Bahkan, aparat menembak pendemo sampai mati,"katanya.
Menurutnya, sebagaimana warta koran New Age, saat ini Afrika Selatan mesti memerangi kekerasan, khususnya perkosaan. Pasalnya, kekerasan jenis ini kian marak.
Selain perkosaan, kekerasan bersenjata di Afrika Selatan pun meningkat. Saat ini, insiden penembakan oleh atlet lari paralimpik asal Afrika Selatan Oscar Pistorius terhadap kekasihnya Reeva Steenkamp pada Hari Valentine kemarin, tengah menjadi pembicaraan hangat. Meski masih dalam proses di pengadilan, kasus ini menunjukkan kekerasan bersenjata bak lazim di negeri itu.
Afrika Selatan memang terbilang negara yang relatif memberi izin bagi kepemilikan senjata perseorangan. Pasalnya, angka kriminalitas yang tinggi. Namun begitu, lantaran "kebebasan"itu, tercatat 17 dari 100.000 orang tewas tiap harinya di Afrika Selatan gara-gara senjata api.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.