Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hillary: Iran Tingkatkan Bantuan untuk Rezim Assad

Kompas.com - 01/02/2013, 10:54 WIB

WASHINGTON, KOMPAS.com - Iran sedang meningkatkan dukungannya terhadap Presiden Suriah, Bashar al-Assad, sementara Rusia terus mengirim uang dan senjata kepada rezim itu, kata Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton, Kamis (31/1).

"Iran beberapa kali telah menyatakan dengan jelas bahwa menjaga Assad tetap berkuasa merupakan salah satu prioritas tertinggi mereka. Kami yakin bahwa mereka telah bertindak demikian dengan mengirimkan lebih banyak personel, tidak hanya untuk membantu Assad, tetapi untuk mendukung dan memberi saran kepada pasukan keamanan militer," kata Hillary.

Dalam wawancara terakhirnya sebagai menteri luar negeri dengan media, Hillary Clinton mengatakan, ada "banyak kekhawatiran bahwa mereka meningkatkan kualitas senjata, karena Assad menggunakan senjata-senjata."

"Iran telah terlibat aktif sejak awal. Sepertinya mereka sedang meningkatkan keterlibatan dan itu merupakan masalah yang menjadi perhatian kami," katanya dalam sebuah wawancara dengan sejumlah wartawan.

Namun Hillary juga menegaskan bahwa walau ada upaya AS untuk menarik Moskwa bekerja bagi solusi internasional terhadap perang yang telah berlangsung 22 bulan di Suriah yang telah menyebabkan sekitar 60.000 orang tewas, Rusia terus menopang rezim tersebut. "Rusia bukan pengamat pasif dalam dukungan mereka terhadap Assad. Mereka jauh lebih aktif pada sejumlah bidang," katanya.

"Pembelaan mereka terhadap Assad di Dewan Keamanan (PBB) telah menjadi tanda paling umum yang bisa terlihat. Namun ada sejumlah cara lain yang mereka telah coba untuk melindungi rezim itu," tambah Hillary.  "Kami punya alasan untuk percaya bahwa Rusia terus memberikan bantuan keuangan dan militer dalam bentuk peralatan bagi Assad."

Hillary memberikan penilaian suram bagi perkembangan perang itu. Ia memperingatkan "bahaya perang sipil yang meningkat dan potensi perang itu melebar dengan melibat sejumlah pihak lain." Menurut Hillary, prediksi terburuk yang bakal terjadi adalah perang sipil internal kian intens atau perang itu meluas hingga melintasi perbatasan Suriah  dan hal itu semakin nyata sekarang ini.

"Pembunuhan terus berlangsung," tambahnya. Ia menambahkan, Amerika Serikat "terganggu oleh meningkatnya aktivitas Iran dan Hezbullah Lebanon" di Suriah.

Namun Clinton menyuarakan harapan bahwa Moskwa masih mungkin mengubah sikapnya. "Karena mereka tidak dapat melihat apa yang terjadi dan tidak percaya bahwa hal itu bisa sangat berbahaya untuk kepentingan semua orang, termasuk mereka."  Wakil Presiden AS, Joe Biden, akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei  Lavrov, Jumat ini, di sela-sela Konferensi Keamanan Munich di Jerman.

Hillary memberikan jaminan bahwa penggantinya sebagai menteri luar negeri, John Kerry, akan "mengambil posisi yang saya tinggalkan dan melakukan semua yang dapat kami lakukan ... sehubungan dengan transisi politik di Suriah."

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com