Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nechin, Kota Kecil Favorit Penghindar Pajak Perancis

Kompas.com - 11/12/2012, 10:41 WIB

BRUSSELS, KOMPAS.com - Pasti sangat jarang orang yang pernah mendengar nama kota kecil Nechin di Belgia. Namun, kota kecil ini sangat populer di kalangan orang kaya Perancis.

Pasalnya, kota yang hanya berjarak dua menit perjalanan mobil dari kota Roubaix di perbatasan Belgia-Perancis itu menjadi kota pelarian bagi orang kaya Perancis yang menghindari pajak tinggi di negaranya.

Perancis mengenakan pajak penghasilan 75 persen bagi warganya yang berpenghasilan di atas 1 juta euro atau sekitar Rp 12,4 miliar. Alhasil, sepertiga dari penduduk Nechin yang saat ini tercatat 6.000 jiwa adalah orang Perancis.

Salah satu orang kaya Perancis terakhir yang kabur ke Nechin adalah aktor Gerard Dipardieu. Aktor berusia 64 tahun itu kini menempati sebuah rumah mewah di kota kecil di seberang perbatasan Belgia itu.

"Dia (Dipardieu) baru saja pindah ke sini dan dia disambut hangat," kata Wali kota Nechin, Daniel Senesael.

"Dia sangat menikmati pemandangan pedesaan kami dan gaya hidup santai kami. Dan tentu saja dia sangat menikmati pajak kami yang rendah," tambah Senesael.

Populernya Nechin sebagai tujuan pelarian orang kaya Perancis membuat majalah berita Perancis, Le Point memberikan ulasannya.

"Nechin mungkin tak seglamor London, Jenewa atau Brussels. Cuacanya juga tak senyaman Monako. Namun kota ini menjadi surga pajak bagi orang-orang kaya Perancis," papar Le Point.

Salah satu orang terkaya Perancis, Bernard Arnault juga berniat pindah ke Nechin. Bahkan dia berencana mengajukan permohonan menjadi warga negara Belgia. Namun, Arnault menegaskan niatnya pindah ke Belgia bukan untuk menghindari pajak Perancis.

Banyak Dikritik

Kondisi ini tentu memusingkan pemerintah Perancis, terutama Menteri Keuangan Pierre Moscovici.

"Saya dalam kesulitan setelah membaca koran bahwa pelarian orang-orang kaya sudah dimulai, banyak perusahaan juga meninggalkan negeri ini," kata Moscovici.

Kebijakan pemerintah sosialis yang berkuasa di Perancis khususnya saat memberlakukan pajak penghasilan tinggi warga kaya banyak menuai kritik. Kepala Kamar Dagang dan Industri Perancis (MEDEF) Laurence Parisot pernah memperingatkan kebijakan ini bisa mengubah Perancis menjadi "si orang miskin Eropa".

"10 tahun lalu Jerman adalah "orang miskin Eropa". Jika kita tidak bertindak cepat maka gelar itu akan jatuh ke Perancis," kata Parisot.

Kaburnya para orang kaya ini juga menghantam industri properti, khususnya penjualan properti mewah. Penjualan properti mewah Perancis terancam setelah orang-orang kaya kabur ke luar negeri menghindari pakaj 75 persen.

Beban pajak tinggi ini sebenarnya menjadi keuntungan bagi negara-negara tetangga Perancis, salah satunya Inggris. Bahkan PM Inggris David Cameron sempat membuat Perancis marah lewat komentarnya diKTT Bisnis B20 di Meksiko.

"Jika Perancis tetap mempertahankan kebijakan pajak 75 persennya, maka kami akan menyediakan karpet merah untuk pebisnis Perancis menanamkan modalnya di Inggris," kata Cameron.

"Mereka bisa membayar pajak di Inggris dan membayar layanan kesehatan, sekolah dan kepentingan publik Inggris lainnya," tambah Cameron.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com