Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menanam Belasan Hektar Ganja untuk Danai Antiaborsi

Kompas.com - 14/06/2012, 11:48 WIB
L Sastra Wijaya

Penulis

BRISBANE, KOMPAS.com- Seorang pria Australia yang memiliki ladang ganja terbesar sehingga dia bisa membiayai protes anti aborsi nasional mengatakan tidak menyesal atas tindakan yang dilakukannya. Michael Bennet Gardner Snr (58) kepada Mahkamah Agung di Brisbane Rabu (13/6/2012) kemarin, mengatakan, dia sebenarnya berharap bisa menanam paling sedikit 15 hektar ganja lagi sebelum dia ditangkap pada pertengahan tahun 2008.

Dia bak menjatuhkan hukuman maksimum 20 tahun penjara, karena memperjualbelikan ganja, dengan aksi kriminalnya merupakan "pelanggaran tingkat tinggi". Namun, hakim Roslyn Atkinson yang menyebut tindakan Gardner sebagai "biadab" hanya menjatuhkan hukuman 13 tahun penjara, sama seperti tuntutan jaksa.

Gardner malah menyebut Hakim Atkinson sebagai "tiran" setelah hakim wanita tersebut membacakan keputusannya. Di ladang miliknya sendiri di Queensland, antara tahun 2004-2008, Gardner menjalankan pertanian ganja besar-besaran. Ketika polisi menggerebek pertaniannya, mereka menemukan 6.5 ton ganja yang sudah dipanen, dan 22.000 pohon ganja bernilai 69 juta dolar.

Polisi juga menemukan senjata, gardu pengawas, dan bangunan canggih di pertanian Gardner tersebut. Jaksa mengatakan, Gardner memaksa para anak angkatnya untuk bekerja seperti tenaga paksa, memaksa mereka menanam dan memangkas ribuan tanaman ganja, padahal mereka masih berusia sekolah.

Mengenai alasan dia melakukan semua hal tersebut, Gardner mengatakan dia memerlukan dana guna membiayai protes anti aborsi. Dia menyamakan tindakan aborsi seperti pembantaian kaum Yahudi oleh Nazi Jerman selama Perang Dunia kedua.

Sekarang, Gardner harus menjalani hukuman penjara paling kurang 10 tahun sebelum bisa mendapatkan pembebasan bersyarat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com