Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 ABK Indonesia Terdampar di Madagaskar

Kompas.com - 17/05/2012, 10:07 WIB

LONDON, KOMPAS.com - Kapal Great Luck yang diawaki 11 anak buah kapal (ABK),yang tiga di antaranya adalah WNI, ditemukan terdampar di pelabuhan Antalaha, Provinsi Tamatave, daerah bagian Timur Madagaskar.

Informasi ini diperoleh KBRI Antananarivo melalui seorang warga setempat yang ditengarai adalah agen kapal tersebut di Madagaskar, demikian Pelaksana Fungsi Pensosbud KBRI Antananarivo, Hanggoro Nurcahyo kepada Antara London, Kamis.

Hanggoro Nurcahyo menyatakan informasi yang sama diperoleh KBRI dari pihak Pengadilan Tamatave yang meminta KBRI menyediakan jasa penerjemah guna proses pemeriksaan ABK Indonesia.

Sementara itu Pelaksana Fungsi Protokol dan Konsuler, KBRI Antananarivo, Yulius Mada Kaka mengatakan menindaklanjuti hal ini, KBRI menemui ABK Indonesia di pelabuhan Tamatave guna melakukan pendataan. Ketiga ABK itu adalah Marthen Kena posisi juru mesin , Priyanto Bin Rasdi sebagai juru masak dan Giman sebagai juru oli.

Pihak Direktorat Pemantauan Perikanan dan Kelautan Madagaskar melakukan pemeriksaan terhadap seluruh ABK terkait dengan ditahannya kapal Great Luck yang dari indikasi awal terjadi kerusakan mesin.

Pemeriksaan dilanjutkan instansi lain, yaitu Gendarmeria (Imigrasi dan Seksi Urusan Imigrasi), Polisi dan Kementerian Air dan Hutan. Pemeriksaan dilakukan terhadap setiap ABK sesuai dengan posisi masing-masing.

Setelah pemeriksaan tahap awal, dilanjutkan dengan sidang di pengadilan yang cukup lama itu pihak pengadilan tidak menemukan adaya persoalan terhadap kapal Great Luck termasuk awaknya dan memutuskan membiarkan kapal kembali ke China dan Myanmar.

Kapal tersebut dan awaknya tetap berada di pelabuhan Tamatave menunggu kepulangan. Namun, karena masalah teknis, kepulangan kapal menjadi terkatung-katung yang hingga laporan ini dibuat, kapal tersebut masih berada di Tamatave.

Menyikapi hal tersebut, ABK Indonesia dan ABK Myanmar memutuskan untuk kembali ke negara masing-masing menggunakan jalur udara. Setelah mengajukan pemutusan kontrak dengan pihak perusahan yang difasilitasi kapten (warga negara Myanmar), perusahaan menyanggupi dan telah memfasilitasi kepulangan mereka.

Kepulangan para ABK tersebut dari Pelabuhan Tamatave ke Bandara Internasional Ivato, Antananarivo difasilitasi seorang tour operator termasuk membantu pengurusan visa di Tempat Pemeriksaan Imigrasi Bandara Ivato. Jarak tempuh dari Tamatave ke Antananarivo diperkirakan 500 km dalam waktu sembilan jam.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com