Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapten Schettino Menangis seperti Bayi

Kompas.com - 21/01/2012, 15:50 WIB

KOMPAS.com — Kapten kapal pesiar Costa Concordia "menangis seperti bayi" selama 15 menit setelah meninggalkan kapalnya yang terbalik.

Beberapa jam kapal setelah pesiar mewah itu menghantam batu karang, Franceso Schettino, sang kapten kapal, yang sangat terguncang, muncul di lahan kering di pulau kecil Giglio. Di sana ia bertemu kembali dengan Pater Raffaele Malena, rohaniwan di kapal itu. Malena mengatakan, "Saya berbicara dengan kapten itu. Dia memeluk saya selama sekitar seperempat jam dan menangis seperti bayi."

Pater Malena mengatakan hal itu kepada majalah Perancis, Christian Family, sebagaimana dikutip Daily Mail, Jumat (20/1/2012), bahwa ia sendiri ingin tetap berada 'dekat dengan mereka yang terluka' setelah turun dari kapal tersebut pada dini hari Sabtu lalu.

"Saya turun melalui sebuah tangga tali," kata Pater Malena. "Saya dijemput sebuah sekoci kecil dan sekitar satu jam kemudian kapten itu muncul."

Ketika menggambarkan bencana yang menyebabkan sedikitnya 11 orang tewas itu, Pater Malena mengatakan, "Saya sangat terkejut. Saya jatuh ke lantai. Ketika kapal itu bergoyang dari satu sisi ke sisi yang lain, listrik padam. Kapten itu melempar jangkar. Beberapa orang—yang menganggap dirinya ahli—mengatakan bahwa dia melakukan kesalahan; orang lain mengatakan dia melakukan hal yang tepat."

"Saya melihat sejumlah awak yang bekerja di kamar mesin. Mereka mengatakan kepada saya, "Kita semua akan mati di lambung (kapal). Ada sobekan sepanjang 70 meter dan sobekan lain sepanjang 10 meter."

Malena mengatakan, dia melihat seorang gadis kecil jatuh. Ia menjelaskan, "Saya memeluknya, menentramkannya, dan mengembalikan dia ke ibunya lagi. Mereka lalu masuk ke sekoci."

Pastor itu mengatakan, "Tentu saja itu adalah kasus yang melibatkan faktor kesalahan manusia karena kami seharusnya tidak boleh begitu dekat dengan pulau itu. Tapi bukan tugas saya untuk menilai. Para ahli yang nanti akan menilai itu."

Pater Malena membantah klaim bahwa awak kapal tidak kompeten dan gagal membantu penumpang yang takut naik ke sekoci. "Anak-anak ini, anak-anak saya, bukan hanya pahlawan. Mereka pahlawan super," katanya tentang rekan-rekannya.

"Anak-anak saya tahu mereka akan mati, tapi mereka tidak meninggalkan pos mereka. Ada pahlawan dari semua bangsa dan mereka gemetar ketakutan. Mereka terancam. Mereka memberi tahu orang-orang untuk tidak masuk ke sekoci yang sudah penuh, tetapi orang-orang tetap saja masuk."

Ia melanjutkan, "Orang bisa melempar lumpur sebanyak-banyaknya ke wajah mereka (awak kapal), tetapi mereka tidak dapat mengatakan bahwa anak-anak itu tidak bekerja, bahwa mereka tidak terlatih."

Pater Malena kini kembali ke rumah di desanya di Ciro Marina, di Calabria. Sementara itu, Schettino berada dalam tahanan rumah dan menghadapi kemungkinan tuduhan pembunuhan, meninggalkan kapal, dan menyebabkan kapal karam. Kapten itu mengakui, ia secara tidak sah mengubah arah sehingga keluar dari rute yang ditetapkan, yang menyebabkan kapal itu menabrak karang dan terbalik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com