Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebuah Masjid Dibakar di Israel

Kompas.com - 03/10/2011, 17:02 WIB

JERUSALEM, KOMPAS.com — Para vandal membakar sebuah masjid di Israel utara, Minggu (2/10/2011) malam. Serangan itu dicurigai sebagai balas dendam yang dilakukan ekstremis kanan Israel. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Senin, menyatakan kegeramannya ketika menanggapi perusakan tersebut.

Masjid itu, yang terletak di desa kaum Bedouin di Tuba Zangaria di wilayah Galilea utara, mengalami kerusakan parah. Para pelaku pembakaran menuliskan kata-kata "tag" dan "balas dendam" di dinding masjid. Polisi melukiskan serangan itu sebagai "insiden price tag yang sangat parah"—sebuah istilah yang biasanya merujuk pada tindakan balas dendam para pemukim Yahudi di Tepi Barat terhadap warga Palestina dan harta benda mereka.

"Gambar-gambar itu mengejutkan dan tidak mewakili negara Israel," kata Netanyahu seperti dikutip kantornya dalam sebuah pernyataan. "Ini sebuah tindakan yang bertentangan dengan nilai-nilai negara Israel, yang menjunjung tinggi pentingnya kebebasan beragama dan kebebasan beribadah," kata Netanyahu. Pemimpin Israel itu segera memerintahkan kepala dinas keamanan internal, Shin Bet, untuk "secepatnya menemukan mereka yang bertanggung jawab atas pembakaran masjid tersebut".

Para penyerang juga menulis kata "Palmer" di dinding masjid. "Palmer" dengan jelas merujuk ke Asher Palmer, seorang pemukim Yahudi yang tewas bersama anak bayinya di bagian selatan Tepi Barat pada 23 September lalu setelah mobilnya dilempari batu oleh warga Palestina. Lemparan itu menyebabkan mobil tersebut mengalamai kecelakaan.

Aksi balas dendam seperti itu biasanya terjadi di Tepi Barat yang diduduki. Aksi serupa terjadi di Ibtin, sebuah desa Arab-Isral lain di Galilea, tahun lalu.

Serangan semalam itu memicu kemarahan di desa tersebut. Beberapa ratus warga membakar ban dan mencoba untuk memblokir jalan, kata polisi. Para pengunjuk rasa melempari polisi dengan batu, yang menggunakan gas air mata untuk membubarkan massa, kata juru bicara polisi, Micky Rosenfeld. Ia mengatakan, perwakilan polisi sedang berbicara dengan para pemimpin desa "dalam upaya untuk menenangkan suasana".

Komandan Polisi Distrik Utara Roni Attia menggambarkan serangan itu sebagai  "insiden price tag yang sangat parah". Ia juga mengungkapkan, polisi membentuk tim investigasi khusus untuk menangani kasus itu. Dia meminta warga untuk menjaga ketertiban umum dan mengizinkan polisi menyelidiki kasus itu tanpa gangguan.

Sejumlah menteri Israel mengecam serangan itu, tetapi aktivis Muslim menuduh, mereka tidak melakukan hal yang cukup untuk mencegah hal itu terjadi. "Sebuah serangan terhadap tempat-tempat suci merupakan tindakan mengerikan dan keji, yang tidak dapat diabaikan," kata Menteri Keamanan Dalam Negeri Israel Yitzhak Aharonovitch, dalam sebuah pernyataan. "Saya berbicara dengan komisaris polisi dan telah diberi perkembangan tentang penanganan polisi terhadap kasus itu dan tentang tekad mereka untuk segera membawa para pelaku ke pengadilan."  Menteri Agama Yaakov Margi juga sangat mengutuk serangan itu. Ia meminta polisi untuk menyeret para pelaku ke pengadilan.

Namun Al-Aqsha Foundation, yang berusaha untuk melestarikan tempat-tempat suci Muslim di Israel dan wilayah Palestina, mengecam pemerintah karena tidak berbuat cukup untuk mencegah serangan tersebut. "Ini kejahatan terhadap rumah Allah dan serangan serius terhadap tempat suci Islam, dan Pemerintah Israel bertanggung jawab atas kejahatan ini," kata yayasan itu, yang merupakan cabang dari Gerakan Islam Israel.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com