KOMPAS.com - Badai belum usai menerpa operator PLTN Fukushima, Tepco. Terbaru, sebagaimana warta AP dan AFP pada Selasa (28/6/2011), para pemegang saham meminta pertanggungjawaban dewan direksi.
Sebuah mosi menyerukan agar perusahaan itu tidak lagi melanjutkan produksi energi nuklir setelah terjadi krisis nuklir di PLTN Fukushima Daiichi. Meski, mosi itu akhirnya kalah.
Kelak, Tepco mungkin akan harus membayar ganti rugi senilai hampir 100 miliar dollar AS setelah terjadi kebocoran radiasi di PLTN itu pascagempa dan tsunami pada 11 Maret 2011.
Sementara, harga saham Tepco merosot 85 persen sejak tsunami merusak PLTN Fukushima. Bencana itu menimbulkan kerusakan pada tiga dari enam reaktornya. Selama lebih dari tiga bulan bahan radioaktif terus bocor dari fasilitas itu.
Para pemilik saham mengecam pengelola Tepco atas lambatnya tanggapan mereka terhadap krisis tersebut. Investor itu pun menuduh mereka mengeluarkan data yang tidak akurat serta tidak transparan.
Sekitar 80.000 warga yang tinggal dekat PLTN itu terpaksa meninggalkan properti mereka. Jepang mengandalkan energi nuklir bagi 30 persen kebutuhan energinya.
Bunuh diri
Sementara itu, para eksekutif Tepco dalam pertemuan di Tokyo mengeluarkan permintaan maaf di tengah aksi teriakan dan cemoohan para pemegang saham. Seorang pemegang saham mengatakan para eksekutif senior seharusnya melakukan bunuh diri dengan meloncat ke reaktor-reaktor yang rusak.
"Kami semua para direktur meminta maaf secara mendalam atas masalah dan kekhawatiran yang disebabkan oleh kecelakaan itu. Kami sedang berupaya menyelesaikan krisis ini secepat mungkin," kata Direktur Utama Tepco Tsunehisa Katsumata.
Tepco menyatakan mereka berharap bisa menutup PLTN dalam kondisi dingin sebelum akhir Januari bulan depan. Perdebatan terbesar di kalangan para pemegang saham adalah tentang masa depan energi nuklir dan sikap perusahaan itu mengenai masalah energi nuklir.
Pihak penentang energi nuklir tidak mendapat cukup dukungan untuk mengeluarkan mosi yang bisa memaksa Tepco menutup seluruh reaktor dan menghentikan konstruksi reaktor baru. Mereka mengatakan energi nuklir tidak memiliki masa depan yang layak, bukan hanya karena krisis nuklir Fukushima yang sedang berlangsung. "Jepang sering dilanda gempa bumi dan setelah kecelakaan ini saya rasa tidak ada lagi kondisi aman bagi tenaga nuklir di sini," kata seorang pemegang saham, Takako Kameoka.
Walaupun ribuan dari para pemegang saham dalam rapat selama enam jam itu mendukung mosi tersebut, para pemengang saham institusional yang menguasai sebagian besar saham Tepco menolaknya. Sehingga, mosi itu kalah.