Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Iran Minta Izin Lintasi Suez

Kompas.com - 18/02/2011, 13:30 WIB

KAIRO, KOMPAS.com - Iran telah mengajukan permohonan resmi bagi dua kapal perangnya untuk berlayar melalui Terusan Suez, kata seorang pejabat Mesir kepada CNN, Kamis (17/2/2011). Hal itu menempatkan rezim militer Mesir yang baru dalam posisi tidak nyaman dengan Israel. Pemerintah baru pasca-Hosni Mubarak itu harus memutuskan apakah akan memberi lampu hijau kepada dua kapal perang Iran itu, yang diyakini menjadi kapal pertama Iran yang akan melayari Terusan Suez sejak revolusi di republik Islam itu tahun 1979.

Para pejabat Mesir mengatakan kepada CNN bahwa kemungkinan izin akan diberikan. Namun, Mesir mungkin akan menemukan dirinya dalam masalah terkait dengan soal Suez itu. Kanal tersebut berada di bawah sebuah badan perairan internal Mesir dan dengan demikian, negara itu memiliki kedaulatan atasnya. Namun,  Mesir juga terikat oleh Perjanjian Camp David 1976, yang menjamin hak lintas bebas bagi kapal-kapal milik Israel dan semua bangsa lain atas dasar Konvensi Konstantinopel tahun 1888. Sebelum itu, Mesir tidak mengizinkan kapal-kapal Israel berlayar via kanal tersebut.

Pekan lalu, pemerintah militer Mesir mengatakan akan menghormati semua perjanjian internasionalnya. Hal itu akan mencakup Camp David. Sekarang negara itu menemukan dirinya dalam posisi yang memungkinkan kapal milik musuh bebuyutan mitra perjanjian perdamaian untuk berlayar.

"Tentu hal itu membuat canggung," kata David Schenker, direktur Program Politik Arab di Institut Washington untuk Kebijakan Timur Dekat. Schenker mengatakan, Iran menginginkan sebuah fregat, yaitu Alvand, dan sebuah kapal pasokan militer, yaitu Kharg, untuk menyeberang ke Laut Tengah. Keduanya dipersenjatai dengan rudal, katanya. Pelayaran dua kapal itu akan menciptakan ketidakpastian lebih lanjut di wilayah tersebut.

"Itu mengganggu stabilitas. Hal itu menimbulkan ketegangan, terutama dalam masa transisi di Mesir," kata Schenker. "Ini khas oportunisme Suriah-Iran."

Schenker meramalkan, Mesir akan membiarkan kapal-kapal Iran itu melintas. Mantan Presiden Hosni Mubarak mungkin melakukan hal sebaliknya, mengingat Hezbollah beberapa waktu lalu mendesakkan kejatuhan Mubarak. Namun, "Tidak ada perang antara Iran dan Mesir," katanya.

Beberapa pengamat maritim mengatakan, Washington dapat menekan pemerintah sementara militer Mesir untuk mengatakan tidak kepada Iran. Washington telah sepakat untuk memberikan paket bantuan senilai 13 miliar dollar AS, paket bantuan militer selama 10-tahun ke Mesir pada tahun 2007.

Keputusan Mesir, kata para pengamat, dapat menjadi barometer bagi arah kebijakan pemerintah militer negara itu selanjutnya.

Ahmed El-Manakhly, direktur transit Otorita Terusan Suez, Kamis pagi, mengatakan, tidak ada permintaan resmi dari Iran yang telah diajukan. Semua kapal perang yang hendak menyeberangi kanal itu harus meminta izin dari Departemen Pertahanan dan Departemen Luar Negeri Mesir, kata El-Manakhly.

Terusan Suez berfungsi sebagai jalur perairan penting bagi perdagangan internasional, yang memungkinkan kapal-kapal berlayar antara Eropa dan Asia tanpa harus pergi jauh-jauh mengitari Benua Afrika yang luas. Jutaan barrel minyak bergerak melalui Terusan Suez setiap hari dalam perjalanan ke Eropa dan Amerika Utara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com