Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Biarkan Ateis Hancurkan Tradisi

Kompas.com - 18/09/2010, 08:40 WIB

LONDON, KOMPAS.com — Paus Benediktus XVI melontarkan seruan bernada keras untuk membela ajaran Kristen dalam lawatannya ke Inggris. Paus mengatakan, Natal terancam dihapus dari kalender.

Dalam sebuah pidato tegas yang disampaikan di Parlemen Inggris, Jumat (17/9/2010), sebagaimana dilaporkan Dailymail, Benediktus XVI secara terbuka mengatakan kepada para politisi untuk tidak membungkam agama dan mencegah perayaan publik yang telah menjadi bagian terpenting dari agama tersebut. Dalam suatu serangan terselubung terhadap undang-undang kesetaraan Inggris yang kontroversial, Paus mengatakan, undang-undang yang memaksa orang Kristen bertindak melawan hati nurani mereka merupakan sesuatu yang salah.

"Ada orang yang akan menganjurkan bahwa suara agama dibungkam, atau setidaknya diturunkan murni ke ruang lingkup pribadi," katanya kepada para politisi senior dan tokoh masyarakat.

"Ada yang berpendapat, perayaan publik seperti perayaan Natal harus dicegah, berdasarkan keyakinan yang patut dipertanyakan yang menyatakan bahwa hal itu, entah bagaimana, bisa menyinggung agama orang lain atau orang yang tidak bergama."

"Dan ada orang yang berpendapat—secara paradoks, dengan maksud untuk menghapus diskriminasi—bahwa orang Kristen dalam peran publik harus diminta untuk bertindak melawan hati nurani mereka. Ini merupakan tanda-tanda yang mengkhawatirkan dari sebuah kegagalan untuk menghargai bukan hanya hak orang-orang yang percaya atas kebebasan hati nurani dan kebebasan beragama, tetapi juga peran agama yang sah di hadapan umum."

Paus menegaskan, ajaran Kristen tidak boleh dipaksa untuk dipinggirkan dan perayaan termasuk Natal dan Paskah diubah demi mencegah serangan. Dalam pidatonya, Paus mengatakan, ia menyuarakan keprihatinannya terhadap berkembangnya marginalisasi agama—khususnya agama Kristen—bahkan di negara-negara yang menempatkan penekanan besar pada toleransi.

Paus juga menyinggung soal krisis keuangan global dengan mengatakan, kegagalan moral harus disalahkan atas krisis tersebut. Ia mengatakan, "Ada kesepakatan luas bahwa kurangnya landasan etika yang kokoh bagi kegiatan ekonomi telah memberikan kontribusi pada kondisi sulit yang dialami sekarang ini oleh jutaan orang di seluruh dunia."

Keamanan di sekitar kunjungan Paus ke Inggris diperketat setelah penangkapan enam orang di pusat kota London terkait adanya sebuah rencana teror yang diduga akan menyerangnya. Scotland Yard mengatakan tidak akan ada perubahan dalam rencana pertemuan Paus dengan publik.

Di Westminster Hall, Tony Blair dan Gordon Brown duduk berdampingan untuk pertama kali setelah berbulan-bulan—dan mungkin menjadi pertemuan rumit setelah terbitnya memoar Blair yang meledak di pasaran. Kedua mantan perdana menteri Inggris yang berseteru itu terlihat mengobrol sopan saat mereka menunggu Paus, tetapi bahasa tubuh mereka saat itu memperlihatkan sinyal yang berbeda. Mantan Perdana Menteri Margareth Thatcher dan John Major juga ada di antara hadirin, yang bertepuk tangan dengan penuh semangat sebelum dan sesudah Sri Paus berbicara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com