Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintahan Karzai Ilegal

Kompas.com - 05/11/2009, 06:09 WIB

KABUL, KOMPAS. com - Mantan Menteri Luar Negeri Afganistan Dr Abdullah Abdullah, Rabu (4/11), menyatakan bahwa pemerintahan saat ini, yang muncul dari praktik korupsi, tidak akan bisa menegaskan legitimasinya di hadapan rakyat dan tidak akan mampu memberantas korupsi.

Rival Karzai yang kemudian memutuskan mundur dari pemilu putaran kedua Afganistan itu menguraikan, keputusan Komisi Pemilihan Umum Independen untuk tidak melaksanakan pemilu tahap kedua, setelah pemilu tahap pertama yang dipenuhi kecurangan, tidak sah.

”Sebuah pemerintahan yang muncul dari keputusan seperti itu tidak mempunyai legitimasi, tidak akan bisa memberantas korupsi,” ujar Abdullah.

Meski demikian, dia mengatakan, tidak secara pribadi menentang keputusan komisi pemilu yang menetapkan Karzai sebagai presiden. ”Prosesnya telah tuntas dengan sendirinya dengan keputusan final yang ilegal tersebut. Saya serahkan kepada rakyat Afganistan untuk menilai,” tambah Abdullah.

AS dan sekutu-sekutunya menekan Karzai agar menyetujui sebuah kesepakatan, di antaranya pembentukan sebuah komisi antikorupsi, penunjukan atas dasar prestasi, dan memberikan otoritas lebih besar kepada para pemimpin lokal. Menurut beberapa pejabat AS, usulan kesepakatan itu bisa membantu Presiden Barack Obama melawan strategi kontrapemberontak, dengan dukungan dari publik Afganistan.

Pejabat AS melihat, meningkatnya kinerja pemerintahan merupakan hal sangat penting bagi Karzai untuk meningkatkan pengakuan atas legitimasinya.

Lima prajurit tewas

Di tengah kemelut politik yang belum usai, beberapa polisi Afganistan membuat kesalahan fatal dengan menembaki para tentara Inggris yang tengah bertugas di Provinsi Helmand, di selatan Afganistan, menewaskan lima prajurit Inggris.

Insiden itu terjadi hampir sebulan setelah seorang anggota polisi Afganistan yang tengah berpatroli dengan tentara AS menembaki tentara AS sehingga menewaskan dua prajurit sebelum kemudian melarikan diri.

Hal itu meningkatkan kekhawatiran atas kedisiplinan dalam pasukan Afganistan dan kemungkinan infiltrasi kelompok pemberontak ke militer Afganistan.

Pelatihan dan operasi bersama dengan polisi dan tentara Afganistan merupakan strategi kunci NATO dalam menghadapi semakin meluasnya pemberontakan yang dipimpin Taliban.

Abdullah Abdullah menyatakan berdukacita atas insiden tewasnya lima prajurit Inggris itu, tetapi juga mengkritik kegagalan pemerintahan Karzai mewujudkan kedamaian di Afganistan, meski telah mendapat banyak bantuan dari pasukan internasional.

”Terkait dengan kehadiran pasukan internasional di Afganistan, kesempatan emas selama delapan tahun telah disia-siakan. Anda di sini, tentara Anda di sini, dan mereka telah berkorban untuk menghadirkan perdamaian dan stabilitas di Afganistan. Tetapi setelah delapan tahun, kita masih memerlukan lebih banyak tentara. Dengan tidak adanya mitra yang kredibel, bisa diandalkan dan sah, lebih banyak tentara dibutuhkan,” ujar Abdullah. (AP/AFP/Reuters/OKI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com