Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hongkong Terbitkan Buku Terlarang

Kompas.com - 29/09/2009, 07:35 WIB

HONGKONG, KOMPAS.com — Hanya beberapa hari menjelang peringatan 60 tahun komunisme di China, 1 Oktober, Hongkong, Senin (28/9), menerbitkan buku sejarah China yang dilarang di negara itu.

Buku berjudul Chinese History Revisited karya wartawan Xiao Jiansheng itu telah beredar di toko-toko buku di Hongkong. Dua tahun lalu, China melarang buku itu diterbitkan karena dianggap mengkritik pemerintah.

Karya Xiao, yang dicetak sebanyak 2.000 buku, bertutur tentang sejarah China selama ribuan tahun hingga awal 1950-an. Buku itu menghindari subyek sensitif yang lebih baru, seperti Revolusi Budaya atau tragedi berdarah di Tiananmen tahun 1989.

”Penulis telah menulis buku itu dengan mengabaikan sama sekali versi sejarah yang dikontrol pemerintah. Dia melihat tentang mengapa masyarakat China tidak mengalami transformasi menuju penegakan hukum, pluralisme, dan penekanan pada hak asasi manusia. Itu menohok kegelisahan di China,” kata Bao Pu, penerbit buku itu.

Dia mengatakan, pemilihan waktu untuk peluncuran buku itu bertepatan dengan gelombang kunjungan turis dari China ke Hongkong pada pekan ini. Bao juga paham bahwa otoritas China khawatir dia mencoba menghancurkan ”pesta” mereka.

”Saya tidak tahu reaksi apa yang keluar setelah membaca buku saya. Saya khawatir, tetapi saya kira tidak akan ada persoalan besar,” kata Xiao (54).

Menurut dia, maksud utama membuat buku itu adalah harapan bahwa China akan mempercepat reformasi politik dan menuju jalan konstitusionalisme demokratik.

Awal baru

Selain bagi China, Hari Nasional pada 1 Oktober juga diperingati oleh Taiwan. ”Bagi China, tahun 1949 adalah awal baru, tentunya dengan pemerintahan baru. Begitu juga bagi Taiwan, (1949) adalah awal baru,” kata Philip Liu, pakar sejarah modern Taiwan kepada Nanyang Technological University di Singapura.

Waktu itu, kaum nasionalis diusir dari China oleh kaum komunis pimpinan Mao Zedong, lalu mereka memulai lagi dari awal di Taiwan seraya belajar dari kesalahan mereka.

Kaum nasionalis yang dipimpin Chiang Kai-shek memperkenalkan reformasi ekonomi yang gagal mereka lakukan di China. Mereka juga meletakkan landasan bagi apa yang kini menjadi semangat demokrasi di Taiwan, salah satu cerita sukses di Asia Timur.

Chiang juga melonggarkan kendali atas perekonomian sehingga Taiwan menjadi perekonomian terbesar ke-26 di dunia tahun 2008 berdasarkan data Dana Moneter Internasional. (afp/fro)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com