Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jaga Perbatasan, Korsel Luncurkan Kapal Rudal

Kompas.com - 23/09/2009, 16:35 WIB

SEOUL, KOMPAS.com - Korea Selatan (Korsel), Rabu, meluncurkan dua kapal patroli berkecepatan tinggi dan dipersenjatai rudal untuk menjaga perbatasan dengan Korea Utara.

Pengiriman kapal patroli tersebut dilakukan menyusul peringatan  menteri pertahanan tentang ketegangan militer yang sedang berlangsung. Kementerian pertahanan mengatakan kapal-kapal yang berbobot mati 400 ton itu -Han San Guk dan Jo Cheon Hyeoong- membuat pemunculan pertama mereka di kota pelabuhan Jinhae, Korsel bagian selatan.

Nama kapal-kapal patroli tersebut mengambil nama tentara-tentara yang tewas dalam bentrokan senjata angkatan laut tahun 2002 dengan Korea Utara (Korut). Rudal-rudal  pada kapal tersebut memiliki jangkauan tembak sampai 140 km. Kapal pertama dari kelas baru itu digelar awal Juni di tengah meningkatnya ketegangan di sepanjang perbatasan laut bagian barat, lokasi bentrokan angkatan laut berdarah tahun 1999 dan 2002.

Pada tahun 2002 enam tentara Korsel tewas dan 18 lainnya cedera sementara lebih dari 30 tentara Korut tewas atau cedera. Korut menolak mengakui perbatasan laut barat sekarang  dan ingin memindahkannya lebih jauh ke selatan.

Kapal-kapal terbaru, yang akan digelar di Laut Kuning awal September tahun depan, memiliki kecepatan maksimum 74 km per jam  dan dapat membawa 40 awak.

Setelah berbulan-bulan konflik termasuk ujicoba-ujicoba rudal dan nuklir, Pyongyang mulai melakukan usaha  perdamaian dengan Washington dan Seoul Agustus lalu. Para pejabat Korsel menyatakan keraguan mereka tentang isyarat-isyarat perdamaian itu, dan mengatakan negara yang memiliki senjata nuklir itu  tidak mengubah sikap fundamentalnya.

Dalam pidato pelantikannya, Rabu, menteri pertahanan baru Korsel, Kim Tae-Young, berikrar akan mempertahankan kesiapan pertahanan, dan mengatakan ketidakstabilan dapat meningkat setiap saat di Korut. "Ketegangan militer tetap ada di semenanjung Korea," katanya seraya  menyerukan aliansi kuat  dengan Amerika Serikat.

Korut mengundurkan diri dari perundingan perlucutan nuklir enam negara dan berusaha melakukan perundingan-perundingan langsung dengan Amerika Serikat. Washington mengatakan ini mungkin dilakukan, tetapi hanya bila Pyongyang kembali ke perundingan-perundingan enam negara itu.

Kedua Korea secara teknis masih tetap dalam perang sejak konflik mereka tahun 1950-1953. Sekitar 655.000 tentara Korsel yang didukung 28.500 tentara AS, menghadapi ancaman dari Korut yang memiliki 1,2 juta tentara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com