Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agen CIA Juga Ancam Cabuli Ibu Teroris

Kompas.com - 25/08/2009, 08:58 WIB

WASHINGTON, KOMPAS.com — Selain mengancam akan membunuh anak-anak tersangka teroris, agen Badan Intelijen Pusat AS (CIA) juga pernah mengancam akan mencabuli ibu seorang teroris jika sang tersangka tetap bungkam saat diperiksa. Laporan sebelumnya menyebut, seorang tersangka diinterogasi di bawah todongan pistol dan bor listrik.

Laporan rahasia yang dibuat pada 2004 ini memaksa pemerintahan Presiden AS Barack Obama melakukan penyelidikan. Jaksa Agung Eric Holder, Senin (24/8), menunjuk seorang jaksa veteran untuk menyelidiki apakah ada pejabat CIA atau kontraktor swasta yang bisa diadili dalam kasus ini.

Dalam laporan yang dirilis Inspektur Jenderal CIA itu, seorang agen CIA menyatakan, taktik interogasi ilegal terpaksa dilakukan karena para tersangka bungkam. "Berpuluh-puluh tahun sejak sekarang kami akan meminta maaf karena melakukan ini, tetapi itu harus dilakukan," kata seorang agen CIA yang tidak disebutkan namanya.

Dalam sebuah interogasi, Abd Al Nashiri, tersangka otak pengeboman Kapal AS USS Cole pada 2000, dipaksa buka mulut. Kepalanya ditutup, tangan diborgol, serta ditodong senjata dan bor listrik. Seorang penyidik juga mengancam akan mencabuli ibu dan anggota keluarga di depannya. Adapun tersangka otak serangan 11 September, Khalid Sheikh Mohammed, diancam, "Kami akan membunuh anak-anakmu bila ada serangan baru terhadap Amerika."

Dalam pemeriksaan lain, seorang penyidik menjepit pembuluh darah seorang tahanan hingga dia pingsan, kemudian dipaksa sadar. Sebanyak tiga kali sang tahanan mengalami penyiksaan seperti itu.

Para penyidik menegaskan, program penahanan dan interogasi ini efektif untuk mencegah serangan selanjutnya terhadap kepentingan Amerika. Seorang agen mengatakan, pemeriksaan itu terpaksa dilakukan karena pascaserangan 11 September, Al Qaeda merencanakan serangan baru. Al Qaeda akan mengebom Kedubes AS di Pakistan, menggulingkan kereta, meledakkan stasiun gas, dan memutuskan jembatan.

"Tidak diragukan lagi program ini efektif," kata seorang agen, merujuk argumen mantan Wakil Presiden AS Dick Cheney bahwa program ini menyelamatkan banyak nyawa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com