Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seperti Apa Kemampuan Fujian, Kapal Induk Baru China?

Kompas.com - 02/05/2024, 16:14 WIB
Paramita Amaranggana,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

CHINA melakukan uji coba perdana terhadap kapal induk terbarunya, Fujian, pada Rabu (1/5/2024). Uji coba tersebut dilakukan dari Galangan Kapal Jiangnan di Shanghai, China bagian timur.

Menurut pengumuman dari kantor berita pemerintah China, Xinhua, uji coba tersebut terutama menguji keandalan dan stabilitas sistem propulsi dan kelistrikan Fujian. Diperkirakan uji coba tersebut akan memakan waktu tiga sampai dengan enam hari, belum termasuk operasi penerbangan.

Kapal induk Fujian merupakan kapal induk ketiga yang dimiliki Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat (PLAN). Pertama kali diluncurkan pada Juni 2022, kapal induk baru tersebut memiliki nama yang diambil dari provinsi Fujian. Kapal induk Fujian merupakan yang terbesar dan tercanggih dibandingkan dengan dua kapal induk China sebelumnya: Shandong dari tahun 2019 dan Liaoning yang dibeli dari Ukraina tahun 1998.

Baca juga: Kapal Induk China Merapat di Selat Taiwan, Militer Taiwan Siap Siaga

Kapal induk Fujian merupakan kapal induk pertama China yang didesain dan dibangun di dalam negeri.

The Japan Times melaporkan, kapal induk Fujian memiliki bobot benaman 80.000 metrik ton, sedangkan Shandong hanya memiliki bobot benaman 66.000 metrik ton dan Liaoning sebesar 60.000 metrik ton. Fujian diperkirakan memiliki panjang garis air hampir 300 meter menurut estimasi yang dirilis The Diplomat dua tahun sebelum peluncurannya.

Kehebatan Fujian juga terletak pada fitur utamanya yaitu sistem ketapel elektromagnetik. Sistem tersebut memungkinkan Fujian meluncurkan pesawat yang lebih besar dan lebih berat. Dibandingkan dengan sistem ketapel tipe uap, sistem ketapel elektromagnetik juga dapat memberikan lebih sedikit tekanan pada pesawat sehingga memberikan kapal tersebut kemampuan untuk meluncurkan lebih banyak variasi pesawat.

Menurut laporan tahunan Pentagon terkait kekuatan militer Tiongkok tahun 2023, Fujian dilaporkan dapat mengerahkan hingga 70 pesawat tempur, termasuk pesawat tempur J-15 dan helikopter anti-kapal selam Z-9C.

Keberhasilan China dalam membangun kapal induk Fujian menandai kemajuan teknologi China. Terlebih lagi, satu-satunya angkatan laut di dunia yang dapat menyaingi kehebatan Fujian sejauh ini hanya Amerika Serikat (AS) saja. Tak heran jika media China menyebut kapal induk ini “kapal perang terbesar dan terkuat yang pernah dibuat oleh negara Asia, serta kapal induk non-Amerika terbesar di dunia.”

Fujian jika Dibandingkan dengan Kapal Induk AS

Walau memiliki spesifikasi yang luar biasa, kapal induk Fujian dikatakan masih belum cukup untuk menyaingi kapal induk milik AS.

Sistem ketapel elektromagnetik di kapal induk Fujian menempatkannya jadi setara dengan kapal induk terbaru Angkatan Laut AS, USS Gerald R Ford, satu-satunya kapal induk aktif di dunia yang telah memiliki sistem ketapel elektromagnetik sebelum Fujian. Sebelumnya, kapal induk AS banyak mengandalkan ketapel bertenaga uap.

Meski begitu, tetap saja kapal induk AS saat ini masih lebih kuat dibanding Fujian milik China, khususnya dalam hal kekuatan dan ukuran.

Kapal induk AS sudah bertenaga nuklir. Hal ini memungkinkannya untuk tetap berada di laut selama persediaan perbekalan awak kapal masih ada. Di sisi lain, kapal induk Fujian masih mengandalkan bahan bakar konvensional. Dengan begitu, Fujian masih harus singgah di pelabuhan atau ditemui oleh kapal tanker di laut untuk mengisi bahan bakar.

Dari segi ukuran, Ford unggul dengan berat benaman sebesar 100.000 ton. Bahkan, kapal induk AS yang masih memiliki sistem ketapel bertenaga uap pun juga unggul, yaitu dengan berat benaman sebesar 87.000 metrik ton. Kapal induk AS yang lebih besar memungkinkannya untuk mengangkut lebih banyak unit pesawat dibanding Fujian.

Baca juga: Kapal Induk China Berlayar ke Pasifik Barat, Bertepatan Jepang Umumkan Pembangunan Militer Besar-besaran

Para analis juga mencatat bahwa kapal induk milik AS memiliki lebih banyak ketapel dan elevator serta saluran udara yang lebih besar dibanding Fujian.

Meski kapal induk Fujian belum unggul dibanding milik AS, kapal Fujian tetap akan menjadi ikon kekuatan angkatan laut China, yang merupakan angkatan laut terbesar di dunia saat ini yang memiliki lebih dari 340 kapal perang dan akan terus bertambah.

“Ini akan menjadi simbol paling nyata dari pertumbuhan kekuatan angkatan laut China”, kata Brian Hart, peneliti China Power Project di Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS).

Jadi Kekhawatiran Baru di Taiwan

Para analis berpendapat bahwa baik kapal induk Fujian maupun dua kapal induk lainnya akan China gunakan terutama di kawasan Indo-Pasifik. Hal ini bertujuan untuk memperketat kontrol atas wilayah dan perairan yang telah diklaim China sebelumnya, seperti Taiwan dan Laut China Selatan.

Bagi Taiwan, kapal induk Fujian akan menjadi “ancaman maritim yang besar”. Kementerian Pertahanan Taiwan dalam laporan tahunannya pada tahun lalu menyatakan kekhawatiran bahwa Fujian akan meningkatkan kemampuan China untuk mengepung wilayah mereka, sehingga berpotensi untuk menunda atau mencegah bantuan militer AS dan sekutunya pada saat China meluncurkan invasi ke Taiwan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Milik Perancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Milik Perancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Internasional
Perjalanan Hubungan Rusia-China dari Era Soviet sampai Saat Ini

Perjalanan Hubungan Rusia-China dari Era Soviet sampai Saat Ini

Internasional
Pertemanan Rusia-China Makin Erat di Tengah Tekanan Barat

Pertemanan Rusia-China Makin Erat di Tengah Tekanan Barat

Internasional
Praktik 'Deepfake' di China Marak, Youtuber Asal Ukraina Jadi Korban

Praktik "Deepfake" di China Marak, Youtuber Asal Ukraina Jadi Korban

Internasional
Mengenal Peristiwa Nakba, Hilangnya Tanah Air Palestina

Mengenal Peristiwa Nakba, Hilangnya Tanah Air Palestina

Internasional
Apa Itu UU ‘Agen Asing’ Georgia dan Mengapa Eropa Sangat Khawatir?

Apa Itu UU ‘Agen Asing’ Georgia dan Mengapa Eropa Sangat Khawatir?

Internasional
Mengapa Presiden Putin Ganti Menteri Pertahanannya?

Mengapa Presiden Putin Ganti Menteri Pertahanannya?

Internasional
Lebanon Cemas di Tengah Meningkatnya Ketegangan Hezbollah-Israel

Lebanon Cemas di Tengah Meningkatnya Ketegangan Hezbollah-Israel

Internasional
Ramai soal Pengguna Media Sosial Blokir Artis-artis Ternama, Ada Apa?

Ramai soal Pengguna Media Sosial Blokir Artis-artis Ternama, Ada Apa?

Internasional
Jutaan Migran Tak Bisa Memilih dalam Pemilu Terbesar di Dunia

Jutaan Migran Tak Bisa Memilih dalam Pemilu Terbesar di Dunia

Internasional
Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Internasional
9 Mei, Hari Rusia Memperingati Kemenangan Soviet atas Nazi Jerman

9 Mei, Hari Rusia Memperingati Kemenangan Soviet atas Nazi Jerman

Internasional
Gelombang Panas Mengakibatkan Kesenjangan Pendidikan

Gelombang Panas Mengakibatkan Kesenjangan Pendidikan

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com