Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taliban: NATO Pengecut

Kompas.com - 25/09/2012, 17:59 WIB

KABUL, KOMPAS.com - Taliban Afganistan mengabaikan data NATO yang menunjukkan menurunnya serangan gerilyawan. Kelompok itu menilai statistik itu mencerminkan penarikan tentara dan "seperti pengecut" menghindari kontak dengan Taliban.

Menurut statistik yang baru dirilis NATO, serangan-serangan terhadap pasukannya turun hingga lima persen dalam enam bulan pertama 2012, namun masih terjadi sekitar 100 serangan per hari.

Dalam bulan Agustus saja, serangan itu turun hingga sembilan persen, dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya, kata Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF).

Hal itu bertentangan dengan jumlah yang diungkap PBB yang menunjukkan bahwa Agustus merupakan bulan paling mematikan kedua bagi warga sipil dalam lima tahun. Total korban dari kalangan sipil selama bulan itu mencapai 374 orang - atau lebih dari 10 orang sehari - terbunuh dan 581 orang lainnya terluka.

Peran tentara Afganistan yang lebih besar, di saat NATO bersiap menarik pasukan pada 2014, juga berpengaruh terhadap merosotnya jumlah serangan terhadap pasukan ISAF.

Data NATO itu tidak mencakup meningkatnya serangan "hijau atas biru", yakni tentara Afganistan menyerang tentara ISAF. Sepanjang tahun ini saja, sudah 51 tentara NATO terbunuh.

Yang belum dimasukkan dalam laporan tersebut adalah meningkatnya jumlah personel militer Afganistan yang tewas, yakni lima kali lebih tinggi dari tentara NATO.

Juru bicara ISAF Brigadir Jenderal Guenter Katz mengatakan statistik itu menunjukkan sukses mereka di medan pertempuran. "Penyebab utamanya adalah kami mampu membalik momentum atas kampanye mereka, dan mendorong mereka keluar dari kawasan perkotaan, dan memerangi mereka di wilayah terpencil," papar Katz.

Alasan lainnya adalah tentara Afganistan semakin tangguh dan "sukses memerangi gerilyawan."

Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid berpendapat lain, dan dengan tegas membantah interpretasi NATO. "Musuh memilih untuk mundur beberapa wilayah besar negara ini dan meninggalkan pangkalan-pangkalan besar, yang pastinya menurunkan jumlah sarangan," kata Mujahid dalam sebuah pernyataan yang diunggah melalui situs web resmi Taliban.

"Alasan lain penurunan ini adalah musuh memilih untuk membatasi pergerakannya di luar pangkalan."

"Bahwa musuh yang pengecut itu menolak berkonfrontasi langsung dengan para mujahid, hanya menunjukkan kelemahan mereka dan bukan (kelemahan) para mujahid."

Tuduhan itu bertentangan dengan yang selama ini dikatakan pihak NATO, bahwa Taliban menghindari kontak langsung dengan pasukan ISAF dan memilih memasang bom rakitan, yang menyebabkan tingginya angka kematian milier dan sipil.

Zabiullah Mujahid mengatakan Taliban kini akan mengubah arah fokus terhadap operasi "yang akan menyasar musuh dengan serangan berskala besar di dalam pangkalan-pangkalan mereka dan memaksa mereka keluar dari Afganistan."

Masih dalam bulan September, Taliban berhasil menyerang sebuah pangkalan militer dengan tingkat penjagaan tinggi di wilayah selatan Afganistan. Serangan spektakuler itu berhasil menghancurkan sebuah pesawat seharga puluhan juta dollar AS dan menewaskan dua anggota marinir AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com