Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Otopsi Ulang Jasad Tiga TKI NTB Dilakukan Besok

Kompas.com - 25/04/2012, 14:37 WIB
Imam Prihadiyoko

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -  Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) melalui unit teknisnya di Mataram, Nusa Tenggara Barat yaitu Balai Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI), Selasa (24/4) telah mendapatkan izin persetujuan berupa pernyataan tertulis keluarga tiga TKI meninggal korban penembakan polisi Malaysia, guna pelaksanaan otopsi ulang di Indonesia.    

Otopsi tersebut, ungkap Kepala BNP2TKI Moh Jumhur Hidayat di Jakarta, Rabu (25/4) dijadwalkan akan mulai dilakukan Kamis dan Jumat pekan ini, masing-masing untuk dua serta satu jasad TKI selama dua hari itu.    

"Sedangkan teknis rumahsakit mana yang menangani otopsinya, akan segera ditentukan oleh pihak kepolisian yakni Polda NTB bekerjasama BP3TKI Mataram," ujarnya.    

Menurut Jumhur, perwakilan teknis BNP2TKI itu juga telah menyampaikan surat persetujuan otopsi ulang ke Polda NTB Rabu ini. Terkait penanganan otopsi, BNP2TKI akan menanggung biaya sepenuhnya.    

Surat persetujuan keluarga, lanjut Jumhur, diberikan kepada Kepala BP3TKI Mataram, Syahrum dan ditandatangani H Mastum selaku ayah TKI Herman (34) dan Inaq Rupeni, ibu kandung TKI Abdul Kadir Jaelani (25. Kedua TKI beralamat Dusun Pancor Kopong, Desa Pringgasela Selatan, Pringgasela, Lombok Timur, NTB.    

"Sementara untuk TKI Mad Nur (28) asal Dusun Gubuk Timur, Desa Pengadangan, Pringgasela, Lombok Timur, NTB ditandatangani oleh Inaq Abil yang juga ibu korban," jelasnya.    

Ketiga TKI itu meninggal secara mengenaskan akibat penembakan sadis atau barbar, yang dilakukan polisi saat melaksanakan razia di kawasan area pelabuhan Port Dickson, Negeri Sembilan, Malaysia pada 25 Maret 2012 dini hari. Tembakan berkali-kali itu menembus bagian depan kepala maupun di tubuh sekitar dada.

Dengan kematian tiga TKI itu, Rumahsakit Port Dickson, Negeri Sembilan melakukan otopsi, pada 26 dan 26 Maret lalu. Tiga jenazah itu dipulangkan pada 6 April 2012 untuk kemudian dimakamkan di kampung halamannya.    

Mengenai dugaan jasad TKI sebagai korban perdagangan tubuh orang, Jumhur  menjelaskan, hasil otopsi ulang akan membuktikan ada tidaknya kemungkinan tersebut. Ketiga TKI itu berangkat ke Malaysia pada pertengahan 2010 dan bekerja di sektor konstruksi serta perkebunan sawit di negara bagian Negeri Sembilan. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    [POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

    [POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

    Nasional
    Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

    Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

    Nasional
    Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

    Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

    Nasional
    Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

    Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

    Nasional
    Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

    Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

    Nasional
    Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

    Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

    Nasional
    Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

    Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

    Nasional
    Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

    Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

    Nasional
    Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

    Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

    Nasional
    Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

    Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

    Nasional
    PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

    PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

    Nasional
    Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

    Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

    Nasional
    Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

    Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

    Nasional
    Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

    Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com