Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PPI Yaman Tanggapi Berita Evakuasi WNI

Kompas.com - 21/12/2011, 10:23 WIB

SANAA, KOMPAS.com - Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Yaman menanggapi berita yang dimuat Kompas.com berjudul "WNI di Yaman Belum Bersedia Dievakuasi". Berita bertanggal 12 Desember 2011 itu bersumber dari kantor berita Antara yang mengutip keterangan Duta Besar Indonesia untuk Yaman, Nurul Aulia.

Koordinator Departemen Informasi dan Komunikasi PPI Yaman 2011-2012, Mohammad Rofik Anwari, dalam surat elektorniknya kepada Kompas,com, yang diterima Selasa (20/12/2011), menyatakan, berita itu dapat menimbulkan asumsi bahwa semua wilayah, tempat WNI berada, tidak kondusif. Menurut dia, kondisinya tidak demikian.

Hanya wilayah Sanaa (ibu kota Yaman) yang masih bergolak akibat krisis politik dan di lembah Dammaj di Provinsi Sha'dah (Yaman Utara) terjadi konflik bersenjata akibat sengketa ideologi antara penganut Salafi Wahabi dan Syiah Rafidhah. Mohammad Rofik Anwari menyatakan, pernyataan Nurul Aulia soal tawaran evakuasi perlu diperjelas. Apakah tawaran evakuasi itu untuk pelajar Indonesia yang berada di Darul Hadis Dammaj, Sha'dah (Yaman Utara) baru-baru ini atau di tempat lain.

"Karena berdasarkan konfirmasi pihak KBRI Sanaa yang kami kontak dan berita yang kami baca di website yang intens memberitakan perkembangan WNI yang berada di Dammaj, WNI di sanalah yang menolak tawaran evakuasi. Mereka akan tetap berjuang dan mempertahankan pesantren karena termasuk jihad di jalan Allah -menurut keyakinan mereka- sesuai dengan seruan pimpinan Darul Hadis," paparnya.

Mohammad Rofik Anwari melanjutkan, ada kejanggalan mengenai pernyataan bahwa KBRI Sanaa masih belum bisa berkunjung ke Hadhramaut. Pasalnya, pekan sebelumnya, KBRI Sanaa masih bekerja sama dengan PPI Yaman saat mengadakan "Seminar Nasionalisme dan Kebangsaan".  

Terkait masalah evakuasi WNI yang ada di Hadhramaut, KBRI Sanaa memang pernah menawarkannya, yaitu pada awal pergolakan krisis politik di Yaman pada Maret, kata Rofik Anwari. Dalam edaran yang disebarkan di daerah Hadhramaut tersebut, biaya evakuasi ditanggung sendiri karena masih awal gejolak. Setelah itu tidak ada penawaran evakuasi lagi.

Menurut dia, tidak adanya penawaran evakuasi lagi di wilayah Hadhramaut karena memang tidak adanya ancaman nyata yang menuntut WNI di sana dievakuasi. Kondisi di Hadhramaut masih sangat kondusif dan kegiatan belajar-mengajar di sana masih tetap berjalan lancar hingga sekarang. "Perlu diketahui di Hadhramaut inilah para WNI, mayoritas pelajar, paling banyak memilih tempat studinya," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com