Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Akan Tempatkan Kapal Perang di Singapura

Kompas.com - 16/12/2011, 13:32 WIB
Dahono Fitrianto

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com — Belum habis kehebohan yang ditimbulkan dari rencana penempatan 2.500 pasukan marinir AS di Darwin, Australia, sudah muncul kabar terbaru bahwa Angkatan Laut AS akan menempatkan beberapa kapal perang tergresnya di Singapura, dan di masa depan kemungkinan juga di Filipina.

Rencana itu terungkap dalam makalah yang ditulis Panglima Operasi Angkatan Laut AS Laksamana Jonathan Greenert dalam kumpulan makalah ilmiah yang diterbitkan US Naval Institute edisi Desember dan dirilis Reuters, Kamis (15/12/2011) waktu AS.

Menurut Greenert, rencana itu merupakan bagian dari pemfokusan strategi militer AS di kawasan "persimpangan jalur maritim" Asia Pasifik. "Kami berencana menempatkan beberapa kapal tempur pantai (littoral combat ships/LCS) kami di fasilitas AL Singapura. Ini akan membantu AL (AS) mempertahankan postur kekuatan garis depan global kami dengan jumlah kapal dan pesawat yang lebih kecil daripada saat ini," tulis Greenert.

LCS adalah jenis kapal perang terbaru yang dikembangkan AL AS yang dirancang khusus untuk beroperasi di kawasan perairan dangkal dekat pantai. Kapal ini mampu menghadapi berbagai ancaman, seperti ranjau laut, kapal selam diesel, dan perahu cepat bersenjata.

Pengembangan kapal perang yang cocok untuk operasi di kawasan kepulauan ini sedang digarap Lockheed Martin, General Dynamics Corp, dan Austal dari Australia. Salah satu kapal buatan Lockheed Martin yang sudah jadi, USS Freedom, sedang menjalani uji coba di pangkalan US Navy di San Diego, AS.

Menurut Greenert, kapal-kapal yang akan ditempatkan di Singapura akan menjalankan operasi militer bersama untuk menghadapi bajak laut dan perdagangan ilegal di kawasan Laut China Selatan. Dengan menyebut Laut China Selatan, Greenert secara tidak langsung menyentuh isu sensitif di kawasan ini, terutama terkait klaim teritorial China yang meliputi hampir seluruh wilayah laut tersebut.

Rencana penempatan pasukan marinir AS di Darwin tahun depan pun sempat diduga berkaitan dengan usaha menandingi pertumbuhan pesat militer China meski para pejabat Departemen Pertahanan AS membantah hal itu.

Selain menempatkan kapal-kapal LCS di Singapura, AS juga akan menempatkan pesawat patroli P-8A Poseidon atau pesawat pengintai tak berawak pada 2025. Pesawat-pesawat itu secara rutin akan diterbangkan di atas wilayah Filipina dan Thailand untuk "membantu negara-negara itu meningkatkan kewaspadaan wilayah maritim".

Sumber lain yang diminta tanggapannya tentang rencana Greenert ini juga menambahkan, ada rencana untuk menempatkan kapal-kapal perang AS di Filipina.

Menurut Greenert, langkah penempatan perlengkapan militer di negara-negara sekutu itu karena untuk sementara AS kemungkinan tidak akan sanggup menanggung ongkos finansial dan diplomatik untuk membuka pangkalan utama baru di negara lain, seperti yang ada di Jepang atau Korea Selatan.

"Armada tahun 2025 akan mengandalkan pelabuhan-pelabuhan dan fasilitas lain di negara-negara penerima, tempat kapal-kapal, pesawat, dan para kru kami bisa mengisi ulang bahan bakar, beristirahat, mengambil suplai, dan menjalani reparasi saat ditugaskan," tandas Greenert.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com