Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Belanda Tetap Jaga Komitmen

Kompas.com - 23/11/2011, 18:03 WIB
Josephus Primus

Penulis

KOMPAS.com - Pemerintah Belanda tetap menjaga komitmen mendukung pertumbuhan dan perkembangan industri susu di Indonesia. Duta Besar Kerajaan Belanda untuk Indonesia Tjeerd F.de Swaan mengatakan hal itu kemarin dalam kesempatan syukuran Program Pengembangan Susu Segar di Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Acara ini dihadiri antara lain oleh Presiden Direktur Frisian Flag Indonesia (FFI) Marco Spits, Ketua Koperasi Peternakan Bandung Selatan (KPBS) Pangalengan Aun Gunawan, Wakil Bupati Bandung Selatan Deden R Rumaji, dan salah seorang peternak binaan FFI Enang Sulaeman.

Lebih lanjut, Swaan mengatakan kerja sama yang melibatkan Rabobank Foundation dan FFI ini adalah kerja sama strategis saling menguntungkan antara kedua negara. Makanya, meski saat ini kondisi perekonomian di negara-negara Eropa tengah menghadapi krisis, Swaan menegaskan komitmen negaranya untuk terus menjalankan program tersebut. "Meski euro naik turun (nilai tukar mata uang euro-red), kami tetap melanjutkan program ini," tegas Swaan.

Khusus untuk Indonesia, lanjut Swaan, pemerintah Belanda sudah mengeluarkan uang sekitar 55 juta euro sepanjang tahun ini saja untuk bantuan program tersebut. Tak cuma itu, secara internasional, Belanda sudah menambah jumlah negara sebagai mitra pengembangan industri susu menjadi 55 negara, termasuk Indonesia. "Sebelumnya, ada 34 negara mitra kami," kata Swaan. 

Belanda, aku Swaan, memang andal dalam pengelolaan industri susu. Menurut Swaan, produksi susu di Negeri Kincir Angin itu, kini, mencapai 8 juta kilogram per tahun. Sementara, konsumsi susu tiap warga Belanda per tahunnya mencapai 60 kilogram. Bayangkan dengan warga Indonesia yang konsumsi susu per kapita per tahunnya baru mentok di posisi 2,57 kilogram.

Satu orang warga Belanda, imbuh Swaan, juga melahap 20 kilogram keju dari susu sapi tiap tahunnya. "Bisa dikatakan, dari pagi, siang, sore, dan malam, konsumsi kami adalah susu," katanya sembari tertawa bangga.

Investasi 

Catatan menunjukkan Program Pengembangan Susu Segar tersebut sudah berlangsung sejak dua tahun silam. Tepatnya pada pertengahan 2009. Nilai awal pendanaan besarnya 353.777 euro atau setara dengan Rp 4,329 miliar. Dari jumlah itu, 60 persen atau 212.266 euro atau setara dengan Rp 2,597 miliar berasal dari kocek pemerintah Belanda. Sisanya, berasal dari FFI dan KPBS.

Sebenarnya, FFI yang juga merupakan anak usaha dari FrieslandCampina sejak tujuh tahun silam sudah membenamkan investasi sebesar Rp 600 miliar pada program pengembangan dimaksud untuk seluruh peternak sapi perah di Indonesia. Khusus untuk para peternak binaan di KPBS, sejak dua tahun terakhir, FFI sudah menggelontorkan dana pelatihan, edukasi, dan aktivitas sosialisasi tambahan sebesar Rp 2 miliar.

Menurut Enang Sulaeman, salah satu bantuan peningkatan mutu yang diperolehnya adalah penataan kandang. Melalui tiga sistem yakni string strap, caro style, dan head rail, Enang mendapat kesempatan menjaga kebersihan kandang, menyiapkan minuman dan makanan untuk sapi secara benar, bermutu, serta tepat waktu. Di samping itu, penataan juga meliputi ventilasi dan pasokan sinar matahari yang cukup bagi sapi peliharaan.

Masih menurut Enang, melalui pembinaan seperti itu, ia mampu mendongkrak produktivitas susu menjadi sekitar 120 liter per hari. Selain itu, sekarang, jumlah sapi perah peliharaannya meningkat dari tiga menjadi 14 ekor. "Penghasilan saya dari susu. Maka saya harus betul-betul menjaga kualitasnya," aku Enang.

Lalu, menurut catatan Aun Gunawan, per April 2010, anggota KPBS sebanyak 6.973 orang. Dalam jangka itu, total populasi sapi untuk seluruh kategori mulai dari laktasi, dara, dan pedet (anak sapi), mencapai 19.501 ekor. "Kami membeli susu dari peternak rata-rata Rp 3.350 per liter dan menjual ke FFI rata-rata Rp 3.750 per liter," imbuh Aun.

Dalam kesempatan itu juga, Marco Spits mengatakan, selain dari KPBS, pihaknya membeli 400 ton susu segar per hari dari seluruh wilayah di Indonesia seperti di Kabupaten Bandung Utara (Jawa Barat), Kabupaten Garut (Jawa Barat), Kabupaten Boyolali (Jawa Tengah), serta Kabupaten Blitar (Jawa Timur).

Kemudian, Wakil Bupati Bandung Selatan Deden R Rumaji berjanji akan membenahi infrastruktur jalan di wilayahnya, terlebih di Kecamatan Kertasari, demi memperlancar arus distribusi susu segar dari hulu ke hilir. Selain itu, ia bakal mengupayakan perluasan lahan untuk tanaman rumput sebagai makanan utama sapi perah, bekerja sama dengan perusahaan perkebunan milik pemerintah. "Tapi, saya juga mengingatkan agar peternak mampu mengelola limbah kotoran sapi dengan baik agar Sungai Citarum yang mengalir di kawasan Pangalengan ini tidak makin tercemar," demikian Deden R Rumaji.  

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com