Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Aljazair Tolak Khadafy

Kompas.com - 02/09/2011, 01:52 WIB

Musthafa Abd Rahman

Tripoli, Kompas - Mantan pemimpin Libya, Moammar Khadafy, telah berkali-kali menghubungi Presiden Aljazair Abdelaziz Bouteflika lewat telepon. Khadafy minta diizinkan memasuki Aljazair, di tenggara Libya. Namun, Presiden Aljazair menolak panggilan Khadafy, penguasa Libya sejak 1 September 1969.

Harian berbahasa Perancis di Aljazair, El Watan, mengutip sumber yang dekat dengan Presiden Aljazair, menuliskan, Khadafy kini bersembunyi di Ghadames, kota di perbatasan Libya dan Aljazair, sembari menunggu izin menyeberang bersama keluarganya. Namun, dua putra, satu putri, dan istri Khadafy telah diizinkan masuk ke Aljazair. ”Tidak hanya sekali Khadafy mencoba menghubungi,” demikian disebutkan harian itu.

Setelah menyeberang, putri Khadafy bernama Aisha, pengacara yang pernah turut membela Saddam Hussein, melahirkan. Pemerintah Aljazair memberitahukan pada Selasa (30/8) bahwa Aisha memasuki Aljazair pada Sabtu lalu, sepekan setelah pihak oposisi merebut Tripoli. Aisha memasuki Aljazair bersama dua saudaranya, Hannibal dan Muhammad (putra tertua Khadafy), serta ibu mereka, Safia, istri kedua Khadafy.

Menteri Luar Negeri Aljazair Murad Medelsi menegaskan, Aljazair tidak mau menerima Khadafy dan Aljazair siap mengakui Dewan Transisi Nasional (NTC) jika pemerintah transisi di Libya terbentuk. Aljazair menerima Aisha dan beberapa anggota keluarganya dengan alasan kemanusiaan, tetapi mereka tidak bisa memasuki Algiers, ibu kota Aljazair.

Khadafy, Saif al-Islam, Saadi, dan Muktasim masih di Libya.

Berita di El Watan itu senada dengan pemberitaan kantor berita Mesir, MENA, Sabtu pekan lalu, bahwa enam mobil beriringan menyeberang ke Aljazair. Mobil-mobil jenis Mercedes antipeluru itu berlalu tanpa pengejaran pasukan oposisi.

Harian Inggris, The Sun, sebelumnya juga memberitakan, Khadafy dan keluarga kemungkinan melarikan diri lewat jaringan terowongan bawah tanah yang dibangun di kompleks huniannya di Bab al-Aziziya di Tripoli.

Perburuan terhadap Khadafy masih menjadi prioritas kubu oposisi. Khadafy diyakini masih bisa menggunakan sisa kekuatan dana dan pengaruhnya untuk melancarkan perang gerilya. Hal ini diperkuat dengan kemunculan mengejutkan Saif al-Islam (putra kedua Khadafy) di televisi Alarabiya, Rabu malam. Saif al-Islam menegaskan akan terus melakukan perlawanan dan mengatakan punya 20.000 pemuda bersenjata yang masih setia.

Namun, Saadi Khadafy (adik kandung Saif al-Islam) dalam wawancara khusus dengan Alarabiya mengatakan siap menyerahkan kekuasaan sepenuhnya kepada NTC dan menyerahkan secara damai kota Sirte kepada pasukan oposisi.

Saadi menyatakan sudah tiba waktunya untuk mengakhiri pertumpahan darah dan meletakkan senjata. Ia menegaskan siap menyerahkan diri jika hal itu bisa membawa berakhirnya pertumpahan darah. Karena itu, lanjutnya, pihak-pihak yang bertikai perlu duduk bersama untuk melakukan perundingan. Jika tidak segera dilakukan gencatan senjata, akan terjadi pertempuran besar di negeri tersebut.

Penanggung jawab urusan militer NTC, Omar al-Hariri, mengungkapkan, kemungkinan besar Khadafy bersembunyi di Bani Walid. (REUTERS/AP/AFP/MON)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com