Tripoli, Kompas -
Harian berbahasa Perancis di Aljazair,
Setelah menyeberang, putri Khadafy bernama Aisha, pengacara yang pernah turut membela Saddam Hussein, melahirkan. Pemerintah Aljazair memberitahukan pada Selasa (30/8) bahwa Aisha memasuki Aljazair pada Sabtu lalu, sepekan setelah pihak oposisi merebut Tripoli. Aisha memasuki Aljazair bersama dua saudaranya, Hannibal dan Muhammad (putra tertua Khadafy), serta ibu mereka, Safia, istri kedua Khadafy.
Menteri Luar Negeri Aljazair Murad Medelsi menegaskan, Aljazair tidak mau menerima Khadafy dan Aljazair siap mengakui Dewan Transisi Nasional (NTC) jika pemerintah transisi di Libya terbentuk. Aljazair menerima Aisha dan beberapa anggota keluarganya dengan alasan kemanusiaan, tetapi mereka tidak bisa memasuki Algiers, ibu kota Aljazair.
Khadafy, Saif al-Islam, Saadi, dan Muktasim masih di Libya.
Berita di
Harian Inggris,
Perburuan terhadap Khadafy masih menjadi prioritas kubu oposisi. Khadafy diyakini masih bisa menggunakan sisa kekuatan dana dan pengaruhnya untuk melancarkan perang gerilya. Hal ini diperkuat dengan kemunculan mengejutkan Saif al-Islam (putra kedua Khadafy) di televisi Alarabiya, Rabu malam. Saif al-Islam menegaskan akan terus melakukan perlawanan dan mengatakan punya 20.000 pemuda bersenjata yang masih setia.
Namun, Saadi Khadafy (adik kandung Saif al-Islam) dalam wawancara khusus dengan Alarabiya mengatakan siap menyerahkan kekuasaan sepenuhnya kepada NTC dan menyerahkan secara damai kota Sirte kepada pasukan oposisi.
Saadi menyatakan sudah tiba waktunya untuk mengakhiri pertumpahan darah dan meletakkan senjata. Ia menegaskan siap menyerahkan diri jika hal itu bisa membawa berakhirnya pertumpahan darah. Karena itu, lanjutnya, pihak-pihak yang bertikai perlu duduk bersama untuk melakukan perundingan. Jika tidak segera dilakukan gencatan senjata, akan terjadi pertempuran besar di negeri tersebut.
Penanggung jawab urusan militer NTC, Omar al-Hariri, mengungkapkan, kemungkinan besar Khadafy bersembunyi di Bani Walid.