Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Barat Siap Serang Khadafy

Kompas.com - 01/03/2011, 13:18 WIB

LONDON, KOMPAS.com — Perdana Menteri Inggris David Cameron dan para pemimpin Barat lainnya siap memerintahkan aksi militer terhadap Kolonel Moammar Khadafy di tengah kekhawatiran bahwa diktator Libya itu bisa menggunakan senjata kimia terhadap rakyatnya sendiri. Cameron menegaskan, ia tidak akan menyingkirkan "penggunaan kekuatan militer" karena Inggris "tidak harus menolerir rezim tersebut menggunakan kekuatan militer terhadap rakyatnya sendiri".

Inggris dan Amerika juga sedang mempertimbangkan untuk mempersenjatai pasukan pemberontak di Libya.

Kekhawatiran tentang kemampuan rezim yang di ambang keruntuhan itu bisa melakukan tindakan putus asa terakhir berupa pembunuhan massal semakin bertambah ketika sumber-sumber Inggris mengungkapkan, Libya masih memiliki stok gas kimia bubuk.

Cameron, sebagaimana dilansir Telegraph, Senin (1/3/2011), mengatakan kepada anggota parlemen bahwa Inggris dan sekutu negara itu sedang mempertimbangkan untuk menggunakan jet tempur guna  menerapkan zona larangan terbang di atas wilayah Libya, mematroli dan menembak jatuh setiap pesawat Libya yang diperintahkan untuk menyerang demonstran. Jika zona larangan terbang disepakati, para pengamat percaya bahwa Barat akan meluncurkan serangan bom terhadap pasukan Khadafy jika ia terus menyerang pengunjuk rasa.

Sementara Pentagon mengumumkan, Amerika Serikat telah mulai "mereposisi pasukan" di sekitar Libya guna memberi "fleksibilitas". Perancis juga mengumumkan, negara itu akan mendukung sebuah intervensi militer dengan para mitra NATO.

Peringatan-peringatan tersebut disuarakan setelah Khadafy dituduh memerintahkan pesawat tempur untuk menyerang sebuah stasiun radio yang digunakan pemberontak di kota Benghazi. Sebuah depot senjata yang digunakan oleh pasukan anti-pemerintah juga diledakkan di kota Ajdabiya.

Meskipun ada janji pada tahun 2003 untuk menyerahkan senjata pemusnah massal, Khadafy diperkirakan masih menyimpan sebanyak 14 ton bahan kimia yang diperlukan untuk membuat gas bubuk. Stok itu dikatakan masih disimpan dalam fasilitas rahasia yang aman di gurun Libya. Pengungkapan tentang senjata kimia itu muncul setelah seorang juru bicara Khadafy mengatakan bahwa akan ada ratusan ribu korban tewas jika negara itu jatuh ke dalam perang saudara besar-besaran. Saif Gaddafi, putra dan pewaris diktator Libya itu, Minggu digambarkan sedang mengacungkan senapan serbu, mengumpulkan pendukung dan berjanji untuk "mengirim senjata" bagi para loyalis.

Para penentang Khadafy di Libya meminta serangan udara NATO, di tengah kekhawatiran yang berkembang bahwa mereka terlalu lemah untuk mengalahkan militer Khadafy yang masih kuat atau mempertahankan kota yang sudah dibebaskan dari kemungkinan serangan balik para loyalis Khadafy. Mustapha Gheriani, juru bicara para pengacara, hakim dan profesional di Benghazi, kota yang memulai revolusi itu, mengatakan, "Kami tidak bisa melindungi diri kami pada saat ada serangan tank dan pesawat, apalagi mengorganisir sebuah unjuk rasa ke Tripoli untuk menjatuhkan Khadafy.  Jika ada sedikit serangan udara, para loyalis Khadafy akan meninggalkan dia dan waktu Khadafy akan hanya tinggal dalam hitungan jam. Kalau dia bisa bertahan untuk waktu yang lama dan mungkin ada pertumpahan darah yang lebih mengerikan."

Cameron mengatakan, "Jika Kolonel Khadafy menggunakan kekuatan militer terhadap rakyatnya sendiri, dunia tidak bisa tinggal diam. Itulah mengapa kami harus melihat sebuah zona larangan terbang." Zona larangan terbang sebelumnya telah dikenakan terhadap Irak dan Bosnia untuk mencegah rezim bandel-nakal menggunakan kekuatan udara terhadap warga sipil.

Jenderal Sir David Richards, Kepala Staf Pertahanan Inggris, telah diminta untuk membuat opsi bagi operasi militer Inggris di Libya. Sumber-sumber mengatakan, opsi militer Jenderal Richards juga akan mencakup operasi darat. Pasukan darat itu cenderung akan menjadi contingency plans untuk urusan ekstraksi pilot-pilot RAF dalam hal pesawat jatuh atau ditembak jatuh.

Opsi lain akan mencakup pemberian senjata dan dukungan lain kepada kelompok-kelompok di dalam Libya. Cameron mengatakan, kepergian Khadafy merupakan "prioritas tertinggi" Inggris. Ia menambahkan, "Jika membantu oposisi, entah bagaimana, akan mewujudkan hal itu, tentu saja itu sesuatu yang harus kami pertimbangkan."

Angkatan udara Libya dilengkapi dengan pesawat tempur Mirage buatan Perancis, tapi para perencana Inggris lebih khawatir dengan helikopter militer rezim itu, yang meliputi helikopter tempur Mil Mi-24 buatan Soviet. Laporan dari Libya mengatakan, helikopter tersebut telah digunakan untuk melawan pasukan oposisi dan telah menewaskan puluhan warga sipil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com