Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Populasi Tawon di AS Merosot 90 Persen

Kompas.com - 04/01/2011, 10:31 WIB

WASHINGTON, KOMPAS.com Tawon, yang jadi rentan akibat perkawinan sejenis dan penyakit, telah mati dalam jumlah yang mengerikan selama 20 tahun belakangan di AS. Populasinya merosot hingga lebih dari 90 persen, demikian satu studi yang disiarkan Senin (3/1/2011).

Temuan tersebut memprihatinkan sebab tawon memainkan peran penting dalam penyerbukan tanaman seperti tomat, lada dan berry, demikian temuan dari studi selama tiga tahun yang disiarkan di Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS). Kemerosotan serupa juga telah terlihat di Eropa dan Asia, kata Sydney Cameron, dari Department of Entomology and Institute for Genomic Biology di University of Illinois, penulis utama studi itu.

"Penurunan populasi tawon di AS berkaitan dengan dua hal yang dapat kami pelajari: patogen Nosema bombi dan penurunan keragaman genetika. Tapi, kami tak mengatakan Nosema adalah penyebabnya," kata Cameron. "Itu cuma kaitan. Mungkin ada penyebab lain," katanya.

Ia menambahkan, penurunan tersebut "sangat besar dan belum lama". Kemerosotan populasi tawon diperkirakan telah berlangsung selama dua dasawarsa belakangan. Nosema bombi adalah patogen lebah yang juga telah memengaruhi tawon di Eropa.

Para peneliti mengkaji delapan spesies tawon di Amerika Utara dan mendapati "jumlah empat spesies yang relatif berlimpah telah merosot sampai lebih dari 90 persen, yang menunjukkan kematian tawon kian diperparah oleh penyusupan wilayah geografis", ungkap studi tersebut. "Dibandingkan dengan spesies yang jumlah populasinya relatif stabil, spesies lebah memiliki keragaman genetika yang rendah sehingga berpotensi membuat mereka jadi rentan terhadap patogen dan tekanan lingkungan hidup," katanya.

Sepupu mereka, lebah madu, juga telah mengalami kematian dengan jumlah yang mengerikan sejak 2006, dalam fenomena yang dikenal sebagai "gangguan keambrukan koloni" meskipun penyebabnya belum sepenuhnya dipastikan.

Tawon juga menghasilkan madu, tapi madu itu digunakan untuk memberi makan koloni tersebut, bukan diternak buat konsumsi manusia. Namun, hewan tersebut dipelihara di Eropa untuk menyerbukkan sayuran yang ditanam di dalam rumah kaca di industri bernilai miliaran dolar AS yang belum lama ini dilancarkan di Jepang dan Israel dan akan dikembangkan di Meksiko serta China, kata Cameron. "Kami perlu mulai mengembangkan lebah lain untuk penyerbukan selain lebah madu sebab mereka mengalami penderitaan yang sangat besar," lanjutnya. Ada sebanyak 250 spesies tawon, termasuk 50 di Amerika Serikat saja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com