Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Berenang" Beras Busuk, Rakyatnya Kelaparan

Kompas.com - 31/07/2010, 03:25 WIB

Filipina pada era Presiden Gloria Macapagal-Arroyo dijuluki sebagai ”importir beras terbesar” di dunia. Ironisnya, pada saat sebagian rakyat di pedesaan menjerit kelaparan, malahan lebih dari 2,2 juta ton dari 2,48 juta ton beras masih tersimpan di gudang pemerintah dan sebagian beras itu sudah membusuk.

Kebijakan Arroyo mengimpor beras sebenarnya terkait dengan subsidi beras untuk dijual dengan harga murah kepada masyarakat miskin. Impor besar-besaran itu telah mendorong harga beras dunia melambung. Sayangnya, dengan masih tersisa lebih dari 90 persen di gudang itu, tidak disalurkan kepada rakyat seperti direncanakan, justru menimbulkan dugaan adanya korupsi dalam hal impor beras.

Otoritas Pangan Nasional, institusi negara yang mengurusi impor beras Filipina itu, telah menghentikan permintaan impor tahun ini. Beras yang seharusnya dikapalkan dari Vietnam ditunda hingga September. ”Kami sedang berenang di beras,” kata administrator Otoritas Pangan Nasional, Lito Banayo, Jumat (30/7).

Lebih dari sekadar makanan, beras telah dijadikan senjata politik yang ampuh di Filipina. Meski sepertiga dari 94 juta penduduknya miskin, yakni hanya hidup dengan satu dollar per hari dan menjerit kekurangan pangan di desa-desa, impor beras ternyata hanya sebagai akal-akalan politik. Rakyat menjerit kelaparan, beras dibiarkan busuk di gudang pemerintah.

Pemerintahan mantan Presiden Gloria Macapagal-Arroyo, yang telah mengundurkan diri bulan lalu setelah sembilan tahun berkuasa, telah menempatkan kebijakan subsidi beras untuk dijual kepada rakyat miskin dengan harga murah. Sekali lagi, ternyata kebijakan itu malah tidak sampai menyentuh rakyat miskin yang dibuktikan oleh masih menumpuknya 2,2 juta ton beras impor di gudang.

Oleh karena itulah pemerintahan Presiden Benigno Aquino alias Noynoy pada Jumat (30/7) membentuk Komisi Kebenaran untuk menyelidiki dugaan korupsi yang dilakukan Arroyo. ”Komisi bertugas menyelidiki dan mencari kebenaran mengenai adanya dugaan kecurangan serius dalam sembilan tahun terakhir, yang diduga dilakukan oleh aparat pemerintah dan antek-antek swastanya,” kata Noynoy dalam pernyataannya.

Noynoy menang dalam pemilu Mei lalu dengan mengusung janji untuk memerangi berbagai praktik korupsi di semua lapisan masyarakat. Kondisi itu, katanya, semakin memburuk selama masa pemerintahan Arroyo.

Juru bicara Arroyo, Elena Bautista, mengatakan, mantan presiden itu akan membentuk tim hukum untuk mempelajari dasar-dasar pembentukan komisi. ”Hal ini tidak saja soal keadilan, tetapi legalitasnya,” kata Bautista. Arroyo sendiri sudah berulang kali membantah semua tudingan korupsi dan kecurangan dalam Pemilu 2004.

Kembali ke beras impor. Dihadapkan dengan kenaikan harga pangan global pada tahun 2008-2009 dan kerusuhan di beberapa negara, Arroyo telah mengimpor beras karena takut kekurangan stok. Pemerintahan Noynoy kini ”berenang” dalam lautan beras busuk. Noynoy mengecam impor beras yang berlebihan, yakni 3-7 kali lebih besar dari kebutuhan Filipina.

”Membiarkan beras busuk di gudang, apakah ini bukan kejahatan? Padahal, ada fakta, ada lebih dari empat juta warga tidak pernah makan tiga kali sehari,” kata Noynoy. Petani dan kelompok tani, Jumat, mendesak agar beras dibagikan gratis kepada rakyat miskin atau dijual murah. (AFP/AP/CAL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com