Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyakit Kuku, Tangan, dan Mulut Cemaskan China

Kompas.com - 10/04/2010, 13:33 WIB

BEIJING, KOMPAS.com — Seorang pemimpin puncak China menyerukan perlunya penelitian mendalam untuk mendapatkan vaksin dan obat bagi penyakit tangan, kaki, dan mulut yang telah menyebabkan 40 anak meninggal bulan lalu. Kementerian Kesehatan China melaporkan, sebanyak 77.756 kasus penyakit itu terjadi pada bulan Maret.

Jumlah kematian itu (40 kasus) meningkat tajam. Pada bulan Februari kasus kematian hanya 10. "Mencegah dan mengendalikan berbagai penyakit menular seperti penyakit tangan, kaki, dan mulut merupakan tugas utama," kata Wakil Perdana Menteri Li Keqiang seperti dikutip kantor berita Xinhua, Sabtu (10/4/2010).

China melihat wabah penyakit tangan, kaki, dan mulut yang mematikan itu terjadi setiap musim semi dan musim panas, terutama di daerah pedesaan yang tingkat kebersihan tergolong buruk.

Menurut data Kementerian Kesehatan ada 353 kematian akibat penyakit itu tahun 2009. Xinhua melaporkan, Li menyerukan penelitian yang lebih mendalam tentang vaksin dan obat untuk memerangi penyakit itu, ditambah pencegahan yang kuat dan upaya pengendalian.

Wabah tersebut dilaporkan terjadi di China selatan, di Daerah Otonomi Guangxi serta Guangdong, Henan, Hebei, dan Provinsi Shandong. Saat ini tidak ada vaksin atau pengobatan spesifik untuk virus itu meski kebanyakan anak yang terpapar cepat sembuh tanpa masalah.

Penyakit tangan, kaki, dan mulut biasanya menyerang bayi dan anak-anak dan ditandai oleh demam, luka di mulut, dan ruam yang melepuh. Wabah ini menyebar melalui kontak langsung dengan ingus atau dahak, air liur, cairan dari lepuhan luka atau kotoran yang orang yang sudah terinfeksi.

Virus ini tidak berhubungan dengan penyakit kaki dan mulut yang menyerang ternak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com