Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ravalomanana Mundur

Kompas.com - 18/03/2009, 03:16 WIB

Antananarivo, Selasa - Presiden Madagaskar Marc Ravalomanana, Selasa (17/3), akhirnya menyerahkan kekuasaan negara pulau di Samudra Hindia itu kepada militer. Ravalomanana memilih mundur sebagai langkah terbaik bagi negerinya yang dilanda krisis politik tiga bulan ini.

”Dia (Ravalomanana) menilai langkah ini yang terbaik bagi negara. Dia seorang negarawan,” ujar juru bicara kepresidenan, Andry Ralijaona. Pernyataan ini sekaligus menandai berakhirnya tujuh tahun kekuasaan Ravalomanana. Dia dilaporkan meninggalkan kediamannya di pinggiran Antananarivo menuju sebuah tempat yang dirahasiakan.

Pihak gerakan oposisi yang terus menuntut pengunduran diri Ravalomanana akan memimpin sebuah pemerintahan transisi. Kekuasaan sementara diserahkan Ravalomanana kepada Panglima AL Laksamana Hyppolite Ramaroson, perwira tertinggi dalam militer.

Pihak Kastaf AD Madagaskar mengemukakan, militer memfavoritkan pemimpin oposisi Andry Rajoelina (34). Mantan pekerja hiburan dan Wali Kota Antananarivo yang dipecat Ravalomanana (59) ini mendapat dukungan militer menyusul aksi pendudukan istana dan bank sentral hari Senin malam. Aksi ini kemudian yang memaksa Ravalomanana mengundurkan diri.

Mundurnya Ravalomanana diharapkan bisa meredakan krisis politik di negara itu yang telah berlangsung selama tiga bulan terakhir ini. Krisis yang mendorong bentrokan antara pendukung Ravalomanana dan Rajoelina ini sudah menelan sekitar 135 orang tewas.

Meski demikian, dengan kekuasaan kini berada di tangan Laksamana Ramaroson, pertikaian bisa saja merebak di kalangan militer antara AD dan AL. ”Jika kita mengikuti laksamana, maka akan muncul krisis lainnya,” ujar Kolonel Andre Ngriarijaona dari AD Madagaskar.

Sementara Uni Eropa memperingatkan akan mengurangi bantuan bagi siapa pun yang memegang kekuasaan dengan kekerasan. Kekerasan di negara ini juga telah mengganggu industri pariwisata negara itu yang bernilai 390 juta dollar AS per tahun. Sektor pertambangan juga dijauhi investor asing.

”Kini negara ini harus meyakinkan negara donor untuk segera kembali pada demokrasi dengan mengorganisasi pemilu dan menetapkan sebuah pemerintahan transisi,” ujar Lydie Boka dari Strategie Co, lembaga konsultasi risiko yang berbasis di Perancis.

Pejabat oposisi yang berbicara saat Rajoelina memasuki kantor kepresidenan di pusat kota mengatakan bahwa mereka akan mengorganisasi pemilu dalam 24 bulan. Mereka juga akan melakukan amandemen konstitusi untuk menciptakan sebuah ”Republik ke Empat”.

Analis mengatakan, Ravalomanana tidak bisa lain kecuali mengundurkan diri setelah militer ikut menentangnya. Pengusaha susu yang kaya raya ini tadinya tetap bertahan di kantornya karena merasa militer akan tetap netral.

Namun, Rajoelina juga terlalu muda untuk jadi presiden. Konstitusi Madagaskar kini menganjurkan presiden berusia sedikitnya 40 tahun. Rajoelina pun harus dapat dukungan lewat pemilu. (Reuters/AFP/AP/di/ppg)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com