Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Tolak Mundur, Tawarkan Referendum

Kompas.com - 16/03/2009, 06:09 WIB
 

ANTANANARIVO, KOMPAS.com - Pemimpin oposisi Madagaskar Andry Rajoelina hari Minggu (15/3) mengatakan, dia mendapat dukungan tentara dan mendesak Presiden Marc Ravalomanana untuk mundur. Penegasan ini merupakan kelanjutan dari krisis politik yang telah menewaskan 135 orang dan mengancam perekonomian negara itu.

Presiden Ravalomanana hari Minggu mengatakan siap mengadakan referendum untuk menyelesaikan krisis perebutan kekuasaan dengan saingannya itu yang telah berlangsung berbulan-bulan.

”Saya masih tetap memegang kekuasaan. Saya tidak takut pada referendum kalau diperlukan,” kata Ravalomanana di depan 5.000 pendukungnya yang berkumpul di luar istana kepresidenan. Kepada wartawan, dia mengatakan ”tidak akan pernah” mundur dari jabatannya.

Ravalomanana didampingi penjaga-penjaga bersenjata berpakaian sipil. Sementara saingannya, Rajoelina, yang didampingi pasukan, memimpin doa di pusat Antananarivo yang dihadiri oleh 3.000 pendukung.

”Tentu saja saya yang memberi perintah kepada tentara. Saya terus berkontak dengan mereka,” kata Rajoelina melalui telepon.

Masih berkuasa

Ravalomanana hari Sabtu mengatakan, dia masih memegang kekuasaan, tidak merencanakan untuk mundur dan bahwa dialog nasional merupakan solusi bagi krisis politik negara itu.

Pengamat politik mengatakan, tentara tampaknya condong menjauh dari Ravalomanana. Namun, tidak ada konfirmasi dari tentara untuk mendukung pernyataan Rajoelina bahwa dia memberi perintah kepada militer. AD Madagaskar selama ini selalu netral pada berbagai masalah politik sejak kemerdekaan dari Perancis tahun 1960. Para diplomat mendesak militer tetap netral.

Ravalomanana tidak peduli dengan tenggat empat jam yang ditetapkan Rajoelina hari Sabtu agar dia mengundurkan diri. Para pendukung Ravalomanana menjaga istana sepanjang malam.

”Untuk saat ini, kami menanti dia untuk mengundurkan diri,” tambah Rajoelina dalam wawancara via telepon. ”Kalau dia tidak mundur, kami punya opsi lain .... Saya tidak dapat mengatakan kalau itu artinya sebuah intervensi militer.”

Pemimpin oposisi itu mengatakan, dia mengharapkan perkembangan-perkembangan penting dalam satu atau dua hari. ”Kami akan membiarkan dia pergi diam-diam. Saya rasa situasi akan berkembang dalam 48 jam mendatang,” katanya.

Rajoelina (34)—seorang mantan pekerja hiburan yang dipecat sebagai Wali Kota Antanarivo awal tahun ini—menuduh Ravalomanana, seorang pengusaha kaya, sebagai otokrat yang menyalahgunakan keuangan dan kekuasaan serta tidak memerhatikan nasib 20 juta rakyatnya. Namun, para pengkritik mengatakan Rajoelina hanyalah seorang pembuat onar yang tidak peduli tata pemerintahan yang baik. (Reuters/AFP/AP/DI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com