Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Perang, Ibu Bunuh Bayi Laki-lakinya di PNG

Kompas.com - 02/12/2008, 10:08 WIB

Perang suku yang terjadi di pedalaman Papua Niugini membuat sejumlah kaum hawa di sana membuat keputusan mengejutkan. Mereka langsung membunuh setiap bayi laki-laki yang baru lahir untuk menghentikan perang yang terus berkecamuk di sana.

Ya, perang antarsuku yang terjadi selama lebih dari 20 tahun di daerah Gimi, kawasan Okapa, membuat kaum wanita menggantikan peran kaum laki-laki yang pergi berperang. Mereka harus bekerja keras mencari makan untuk anak-anaknya guna bertahan hidup.

Namun, saat anak laki-laki itu beranjak dewasa, mereka akan berangkat ke medan perang menyusul kaum laku-laki lainnya. Lingkaran setan inilah yang ingin dihentikan kaum perempuan agar perang tidak berlanjut terus-terusan. Dan cara paling mudah menurut mereka adalah membunuh setiap bayi laki-laki yang baru menghirup udara.

Dua perempuan suku Gimi, Rona Luke dan Kipiyona Belas, mengungkapkan hal tersebut saat sesi latihan perdamaian di Goroka, pekan lalu. Mereka menuturkan pada surat kabar The National bahwa kaum perempuan di sukunya sudah sepakat melakukan hal itu. Mereka berharap dengan tindakan tersebut bisa mengurangi jumlah penduduk pria di sukunya.

“Seluruh wanita suku kami setuju untuk membunuh bayi laki-lakinya. Mereka merasa, sudah cukup banyak kaum pria yang terlibat dalam konflik dan membawa kesengsaraan,” tulis The National mengutip pernyataan kedua wanita tersebut.

Meski tidak bisa menyebutkan dengan pasti berapa jumlah bayi laki-laki yang telah mereka bunuh saat konflik berlangsung, Luke mengatakan, beberapa ibu kehilangan anak laki-laki mereka selama 10 tahun terakhir.

“Dia menangis saat menceritakan kembali pengalaman tersebut. Mereka tahu itu sebuah kejahatan, tapi mereka terpaksa melakukannya. Itulah hal yang bisa dilakukan kaum wanita untuk menghentikan perang suku,” kutip The National.

Perang suku ini telah berlangsung di Gimi sejak 1986, dipicu dari kematian beberapa orang yang disebut-sebut karena ilmu sihir.

Sementara itu, petugas Bala Keselamatan yang bekerja di Papua Niugini membantah hal tersebut. Menurut mereka, para wanita tersebut berbicara mengenai hipotesis yang bisa dilakukan agar suku mereka bisa segera damai. Dan hipotesis tersebut mereka lontarkan saat pelatihan yang diadakan pihak Bala Keselamatan di sana. afp/abc/tis

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com