Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemajuan Ekonomi China Picu Perceraian

Kompas.com - 26/01/2008, 08:31 WIB

BEIJING, JUMAT - Angka perceraian di Cina melonjak hampir 20 persen pada 2007. Perubahan cepat pada budaya akibat kemajuan pesat ekonomi dituding sebagai penyebabnya.

Menurut Badan Urusan Sipil China, sekitar 1,4 juta pasangan telah bercerai tahun lalu, meningkat 18,2 persen dari 2006. Sekitar 9,5 juta pasangan terikat perkawinan, meningkat 11,8 persen dari 2006.
   
Sejak dilancarkannya kebijakan keterbukaan 30 tahun lalu, angka perceraian meningkat. Pada 1980, hanya ada 341.000 perceraian di seluruh negeri itu, tulis Shanghai Daily, Jumat (25/1).
   
Xu Anqi, seorang pakar dari Akademi Ilmu Pengetahuan Sosial Shanghai, mengatakan pada Global Times of Beijing bahwa migrasi yang meningkat dan juga jam kerja yang lebih lama merupakan faktor pemicu perceraian. Ia tidak menjelaskan penyebab meningkatnya perkawinan.
   
Pertumbuhan ekonomi China yang fenomenal telah menciptakan generasi "kaisar" dan "kaisarina". Mereka adalah anak-anak hasil kebijakan satu anak yang sekarang telah dewasa, yang sering menempatkan kebutuhan pribadi sebagai prioritas utama.

Para pakar mengatakan banyak dari generasi itu yang tidak dapat mempertahankan hubungan, akibat menjadi satu-satunya anak, yang disayang orangtua dan kakek-nenek. Itu gaya hidup yang kontras dengan gaya hidup orangtua mereka yang menganggap perkawinan sebagai tugas dan perceraian adalah hal yang memalukan.
   
Undang-undang pada 2003 yang membolehkan pasangan bercerai dalam satu hari juga dianggap mendongkrak angka perceraian itu. Padahal sebelum itu, pasangan suami istri membutuhkan izin dari majikan mereka dan komisi masyarakat agar bisa bercerai.
   
Chen Xinxin, seorang pakar Institut Studi Wanita China, mengatakan pada Shanghai Daily bahwa banyak pasangan tidak menyerah pada perkawinan. "Tetapi mereka mencari perkawinan dengan kualitas yang lebih baik," kata Chen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com