Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seberapa Dekat Israel Singkirkan Hamas?

Kompas.com - 12/04/2024, 16:39 WIB
Egidius Patnistik

Penulis

Sumber BBC

SUDAH enam bulan lebih sejak sejumlah anggota Hamas menyerbu Israel selatan dari Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera ratusan orang lain. Sebagai tanggapan, Israel pun bersumpah untuk "melumatkan dan menghancurkan Hamas" sehingga tidak lagi menjadi ancaman, dan akan memulangkan semua sandera.

Dalam perang brutal yang terjadi setelahnya, setidaknya 33.000 warga Palestina telah tewas, menurut Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas, dan sebagian besar Gaza hancur karena perang.

Israel mengatakan, mereka telah membunuh ribuan petempur Hamas dan menghancurkan sebagian besar jaringan terowongan bawah tanah di Gaza, yang digunakan Hamas untuk melakukan serangan.

Berapa Banyak Pemimpin Hamas yang Terbunuh?

Sebelum 7 Oktober 2023, Hamas diperkirakan memiliki sekitar 30.000 petempur di Gaza. Angka itu menurut sejumlah laporan yang mengutip para komandan militer Israel.

Banyak tokoh politik senior Hamas, seperti Ismail Haniyeh, yang secara luas dianggap sebagai pemimpin kelompok Hamas, tinggal di luar negeri. Namun banyak struktur kepemimpinan militer Hamas diperkirakan berada di Gaza.

Baca juga: Reaksi Pemimpin Hamas Haniyeh Dengar 3 Putranya Tewas dalam Serangan Israel di Gaza

Dalam pernyataannya baru-baru ini, militer Israel mengatakan bahwa pihaknya telah membunuh sekitar 13.000 petempur Hamas sejak awal perang. Tidak disebutkan bagaimana cara menghitungnya sehingga mendapat angka tersebut.

Israel juga mempublikasikan nama-nama pemimpin Hamas yang dikatakan telah terbunuh. Sebanyak 113 orang telah diidentifikasi dengan identitas itu sejak Oktober, sebagian besar dari mereka dilaporkan tewas pada tiga bulan pertama perang.

Pada 26 Maret, militer Israel mengatakan telah membunuh Marwan Issa, wakil komandan sayap militer Hamas. Issa dianggap sebagai salah satu orang paling dicari Israel. Dia menjadi pemimpin Hamas paling senior yang dibunuh sejak perang dimulai. AS mengatakan pihaknya percaya bahwa Issa terbunuh, namun Hamas belum mengonfirmasinya.

Militer Israel menerbitkan nama-nama orang yang dikatakan sebagai pemimpin senior Hamas yang terbunuh, namun tidak mungkin untuk memverifikasi apakah mereka benar-benar anggota kelompok tersebut. Salah satu yang masuk dalam kategori ini adalah Mustafa Thuraya, yang bekerja sebagai jurnalis lepas di Gaza selatan ketika kendaraannya diserang pada Januari lalu.

Di luar Gaza, pemimpin politik Hamas, Saleh al-Arouri, tewas dalam ledakan di Dahiyeh di pinggiran Beirut pada Januari. Israel dianggap bertanggung jawab atas serangan itu.

Namun, para pakar yang kami ajak bicara mengatakan, banyak pemimpin terkemuka kelompok Hamas di Gaza, termasuk Yahya Sinwar, diyakini masih hidup.

“IDF belum mampu mencapai petinggi kepemimpinan Hamas,” kata Mairav Zonszein, analis senior urusan Israel-Palestina di International Crisis Group.

Berapa Banyak Sandera yang Masih Berada di Gaza?

Menurut angka resmi Israel, sebanyak 253 orang disandera oleh Hamas dalam serangan pada 7 Oktober 2023. Jumlah itu sudah termasuk 109 orang telah dibebaskan sebagai bagian dari pertukaran tahanan atau dalam kesepakatan terpisah; 3 orang yang telah diselamatkan langsung oleh tentara Israel dalam operasi militer; dan jenazah 12 sandera yang telah ditemukan, termasuk tiga orang yang diakui militer Israel tewas dalam salah satu operasi mereka.

Sandera termuda yang dikonfirmasi masih hidup berusia 18 tahun dan yang tertua berusia 85 tahun. Dari 129 sandera yang tersisa itu, Israel mengatakan sedikitnya 34 orang tewas.

Hamas mengatakan, jumlah sandera yang tewas lebih tinggi – akibat serangan udara militer Israel. Namun pernyataan Hamas itu tidak dapat diverifikasi.

Dua sandera termuda yang disandera dalam serangan Hamas adalah Ariel dan Kfir, yang masing-masing berusia 4 tahun dan 9 bulan pada saat mereka diculik. Mereka dilaporkan telah tewas, namun laporan itu belum dikonfirmasi.

Foto terowongan bawah tanah milik kelompok Hamas di Gaza, Palestina, yang dirilis tentara Israel pada 21 Januari 2024. Israel menemukan jalur tersembunyi ini saat menggerebek daerah Khan Yunis di Jalur Gaza ketika perang Israel-Hamas berkecamuk.TENTARA ISRAEL via AFP Foto terowongan bawah tanah milik kelompok Hamas di Gaza, Palestina, yang dirilis tentara Israel pada 21 Januari 2024. Israel menemukan jalur tersembunyi ini saat menggerebek daerah Khan Yunis di Jalur Gaza ketika perang Israel-Hamas berkecamuk.

Berapa Banyak Jaringan Terowongan Hamas yang Telah Hancur?

Sebagai bagian dari sumpahnya untuk melenyapkan Hamas, Israel berjanji untuk menghancurkan jaringan terowongan luas yang dimiliki Hamas di Gaza, yang digunakan untuk memindahkan barang dan orang.

“Pikirkan Jalur Gaza sebagai satu lapisan untuk warga sipil dan kemudian lapisan lain untuk Hamas. Kami mencoba untuk mencapai lapisan kedua yang telah dibangun Hamas,” kata Juru Bicara IDF, Jonathan Conricus, Oktober lalu.

Hamas sebelumnya mengatakan, jaringan terowongannya membentang sepanjang 500 km, meskipun tidak ada cara untuk memverifikasi hal ini secara independen.

BBC bertanya kepada IDF berapa banyak terowongan, dan berapa total jaringan terowongan yang telah mereka hancurkan. Dalam jawabannya, mereka hanya mengatakan, pasukan Israel telah “menghancurkan banyak infrastruktur teroris di Gaza”.

Baca juga: Seperti Apa Terowongan Gaza yang Jadi Sasaran Serangan Israel?

Militer Israel kadang-kadang menunjukkan bukti terowongan Hamas yang mereka temukan. Misalnya, pada November lalu, militer Israel merilis rekaman video tentang bagian jaringan terowongan di bawah rumah sakit al-Shifa di Kota Gaza. Rumah sakit itu oleh militer Israel dikatakan telah digunakan Hamas sebagai pusat komando.

Untuk mencoba menentukan keseluruhan jaringan terowongan yang ditemukan pasukan Israel, BBC Verify telah meninjau semua pesan IDF di platform media sosial Telegram yang merujuk pada terowongan di Gaza, antara 7 Oktober 2023 dan 26 Maret 2024. Dari pesan-pesan tersebut, 198 menyebutkan penemuan terowongan, yang menurut pihak militer telah menemukan terowongan atau akses ke atau poros terowongan. Sebanyak 141 pesan lainnya mengklaim bahwa sebuah terowongan telah dihancurkan atau dibongkar.

Sebagian besar dari laporan tersebut tidak memberikan rincian yang tepat atau lokasi spesifik, sehingga tidak mungkin untuk menyatakan sejauh mana jaringan terowongan yang telah ditemukan atau dihancurkan oleh militer Israel.

Labirin di bawah Gaza itu terdiri dari beberapa komponen, termasuk rute-rute terowongan dan ruangan dengan berbagai ukuran, serta titik pertemuan terowongan dengan permukaan – yang dikenal sebagai poros terowongan (tunnel shafts).

Dari pesan-pesan yang dianalisis BBC, sebanyak 36 pesan merujuk pada serangan terhadap lebih dari 400 poros terowongan. Namun, menyamakan sebuah poros terowongan dengan keseluruhan terowongan akan menyesatkan, kata Dr Daphné Richemond-Barak, pakar peperangan bawah tanah yang mengajar di Universitas Reichman di Israel.

Penghancuran sederhana pada poros terowongan akan membuat jaringan tetap utuh, katanya. “Mengingat skala dan kedalaman jaringan terowongan Hamas, tidak mungkin untuk sepenuhnya menghilangkan seluruh struktur militer bawah tanahnya,” tambah dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC) dan Mengapa ICC Mempertimbangkan Surat Perintah Penangkapan bagi Pemimpin Israel dan Hamas?

Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC) dan Mengapa ICC Mempertimbangkan Surat Perintah Penangkapan bagi Pemimpin Israel dan Hamas?

Internasional
Tsai Ing-wen, Mantan Presiden Taiwan yang Dicintai Rakyat

Tsai Ing-wen, Mantan Presiden Taiwan yang Dicintai Rakyat

Internasional
Apa Tujuan Asli Putin Menginvasi Ukraina?

Apa Tujuan Asli Putin Menginvasi Ukraina?

Internasional
Siapa Ebrahim Raisi, Presiden Iran yang Tewas dalam Kecelakaan Helikopter?

Siapa Ebrahim Raisi, Presiden Iran yang Tewas dalam Kecelakaan Helikopter?

Internasional
Hubungan Israel-Mesir Memburuk Setelah Israel Duduki Perbatasan Rafah

Hubungan Israel-Mesir Memburuk Setelah Israel Duduki Perbatasan Rafah

Internasional
Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Milik Perancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Milik Perancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Internasional
Perjalanan Hubungan Rusia-China dari Era Soviet sampai Saat Ini

Perjalanan Hubungan Rusia-China dari Era Soviet sampai Saat Ini

Internasional
Pertemanan Rusia-China Makin Erat di Tengah Tekanan Barat

Pertemanan Rusia-China Makin Erat di Tengah Tekanan Barat

Internasional
Praktik 'Deepfake' di China Marak, Youtuber Asal Ukraina Jadi Korban

Praktik "Deepfake" di China Marak, Youtuber Asal Ukraina Jadi Korban

Internasional
Mengenal Peristiwa Nakba, Hilangnya Tanah Air Palestina

Mengenal Peristiwa Nakba, Hilangnya Tanah Air Palestina

Internasional
Apa Itu UU ‘Agen Asing’ Georgia dan Mengapa Eropa Sangat Khawatir?

Apa Itu UU ‘Agen Asing’ Georgia dan Mengapa Eropa Sangat Khawatir?

Internasional
Mengapa Presiden Putin Ganti Menteri Pertahanannya?

Mengapa Presiden Putin Ganti Menteri Pertahanannya?

Internasional
Lebanon Cemas di Tengah Meningkatnya Ketegangan Hezbollah-Israel

Lebanon Cemas di Tengah Meningkatnya Ketegangan Hezbollah-Israel

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com