Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa Jenderal Iran yang Tewas dalam Serangan Israel di Suriah?

Kompas.com - 03/04/2024, 13:26 WIB
Egidius Patnistik

Penulis

Sumber CNN,Guardian

SERANGAN udara yang dituding telah dilakukan Israel terhadap konsulat Iran di Suriah pada 1 April 2024 mengakibatkan sedikitnya 11 orang tewas. Satu di antara para korban adalah Brigadir Jenderal (Brigjen) Mohammad Reza Zahedi, pejabat militer berpangkat paling tinggi Iran yang terbunuh sejak pembunuhan terhadap Jenderal Qassem Suleimani pada Januari 2020 di Bagdad, Irak.

Zahedi merupakan komandan senior Pasukan Al-Quds. Al-Quds adalah unit elite dari Pasukan Pengawal Revolusi Islam Iran (IRGC) yang melakukan operasi khusus di luar wilayah Iran. Unit itu dibentuk untuk melindungi dan mempromosikan kebijakan luar negeri Iran, menyediakan dukungan kepada sekutu-sekutu Iran di Timur Tengah, dan melakukan operasi rahasia.

Baca juga: Israel Serang Kedutaan Iran di Suriah, 7 Penasihat Militer Iran Tewas

Al Quds berperan penting dalam strategi Iran memperluas pengaruhnya di kawasan, terutama di negara-negara seperti Suriah, Irak, Lebanon, dan Yaman, melalui dukungan terhadap kelompok-kelompok sekutu seperti Hamas di Gaza, Hezbollah di Lebanon, dan Houthi di Yaman.

Zahedi selama ini memimpin unit-unit Al Quds di Lebanon dan Suriah dan kemungkinan besar merupakan tokoh penting dalam hubungan Teheran dengan Hezbollah dan Presiden Suriah, Bashar al-Assad.

Brigjen Mohammad Hadi Haji Rahimi, wakil Zahedi dan wakil koordinasi Al-Quds, juga tewas dalam serangan udara tersebut, bersama dengan setidaknya lima anggota Pengawal Revolusi Iran lainnya.

Kematian Zahedi Berdampak Besar bagi Al Quds

Pasukan Al-Quds, yang mengandalkan jaringan orang-orang di seluruh Timur Tengah untuk beroperasi, kini menghadapi tantangan dalam operasinya.

Saeid Golkar, asisten profesor ilmu politik di Universitas Tennessee di Amerika Serikat (AS), mengatakan, kematian Zahedi merupakan “kehilangan paling signifikan bagi Pengawal Revolusi Iran sejak pembunuhan Qassem Suleimani”.

“Pengawal Revolusi Iran masih bergantung pada satu orang dan jaringan orang itu. Organisasi itu tidak bisa berjalan tanpa orang itu dan jaringannya,” kata Golkar.

“Ketika Anda menyingkirkan tokoh kunci dalam hierarki, ditambah dengan meninggalnya wakil Zahedi, hal itu memicu kekacauan institusional. Mencari seorang penerus Zahedi, khususnya di tengah krisis di Timur Tengah, kini menjadi upaya yang memakan waktu,” kata Golkar.

Zahedi, yang di kalangan prajurit Pengawal Revolusi Iran lebih dikenal sebagai Hasan Mahdavi, bergabung dengan pasukan elite militer Iran dua tahun setelah revolusi Islam tahun 1979. Revolusi itu mengantar para pemuka agama ke tampuk kekuasaan politik.

Pangkat militer Zahedi mulai menanjak saat perang Iran-Irak, ketika dia memimpin sebuah brigade kecil tentara. Setelah perang itu, Zahedi dipromosikan untuk memimpin markas besar yang berfokus pada pelatihan para calon tentara.

Tahun 2005, ia meraih jabatan tinggi pertamanya ketika pemimpin tertinggi Iran, Ali Khamenei, menunjuknya sebagai komandan pasukan darat Pengawal Revolusi Iran. Beberapa tahun lalu, ia melatih pasukan Iran terkait metode memadamkan protes anti-rezim di pinggiran Teheran.

Baca juga: Iran Ternyata Sempat Juga Peringatkan Rusia Sebelum Penembakan Konser Moskwa Terjadi

Setelah menjalin hubungan dekat dengan Suleimani, yang memimpin Pasukan Quds Pengawal Revolusi Iran sebelum kematiannya, Zahedi mulai bertemu secara rutin dengan Hassan Nasrallah, sekretaris jenderal kelompok militan Hezbollah Lebanon.

Zahedi menjadi orang penting dalam pasokan rudal buatan Iran kepada Hezbollah dan dia termasuk orang yang ada dalam daftar yang mendapat sanksi AS.

Iran Ancam Akan Membalas Israel

Berbeda dari serangan serupa sebelumnya, Iran kali ini segera mengonfirmasi kematian Zahedi pada hari Senin juga dan berjanji untuk membalas serangan itu. Putra Zahedi mendesak Iran untuk tidak membiarkan kematian ayahnya “tidak terjawab”.

Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, mengatakan, Israel akan dihukum atas serangan itu, sementara Presiden Iran Ebrahim Raisi mengatakan, serangan tersebut “tidak akan dibiarkan begitu saja.”

Duta Besar Iran untuk Suriah, Hossein Akbari, mengatakan, tanggapan Iran terhadap serangan itu akan “sama besar dan kerasnya”. Menteri luar negeri Iran dan Suriah juga menuding Israel sebagai dalang serangan tersebut.

Sementara itu, militer Israel mengatakan kepada CNN bahwa mereka tidak mengomentari laporan pihak asing. Namun, juru bicara militer mengatakan, Israel yakin sasaran yang diserang adalah “bangunan militer Pasukan Al Quds”.

“Menurut intelijen kami, ini bukan konsulat dan bukan kedutaan,” kata juru bicara Pasukan Pertahanan Israel, Laksamana Muda Daniel Hagari, kepada CNN.

“Saya ulangi, itu bukan konsulat dan bukan kedutaan. Ini adalah bangunan militer Pasukan Quds yang menyamar sebagai bangunan sipil di Damaskus.”

Terkait ancaman Iran, Golkar berpendapat, "Iran akan melakukan balasan, tetapi perang besar antara kedua negara tersebut tidak mungkin terjadi.... Pasukan Pengawal Revolusi Islam kemungkinan akan menargetkan posisi tertentu di tempat seperti Erbil di Irak atau Republik Azerbaijan."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Iran Setelah Presiden Ebrahim Raisi Tewas, Apa yang Akan Berubah?

Iran Setelah Presiden Ebrahim Raisi Tewas, Apa yang Akan Berubah?

Internasional
Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC) dan Mengapa ICC Mempertimbangkan Surat Perintah Penangkapan bagi Pemimpin Israel dan Hamas?

Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC) dan Mengapa ICC Mempertimbangkan Surat Perintah Penangkapan bagi Pemimpin Israel dan Hamas?

Internasional
Tsai Ing-wen, Mantan Presiden Taiwan yang Dicintai Rakyat

Tsai Ing-wen, Mantan Presiden Taiwan yang Dicintai Rakyat

Internasional
Apa Tujuan Asli Putin Menginvasi Ukraina?

Apa Tujuan Asli Putin Menginvasi Ukraina?

Internasional
Siapa Ebrahim Raisi, Presiden Iran yang Tewas dalam Kecelakaan Helikopter?

Siapa Ebrahim Raisi, Presiden Iran yang Tewas dalam Kecelakaan Helikopter?

Internasional
Hubungan Israel-Mesir Memburuk Setelah Israel Duduki Perbatasan Rafah

Hubungan Israel-Mesir Memburuk Setelah Israel Duduki Perbatasan Rafah

Internasional
Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Milik Perancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Milik Perancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Internasional
Perjalanan Hubungan Rusia-China dari Era Soviet sampai Saat Ini

Perjalanan Hubungan Rusia-China dari Era Soviet sampai Saat Ini

Internasional
Pertemanan Rusia-China Makin Erat di Tengah Tekanan Barat

Pertemanan Rusia-China Makin Erat di Tengah Tekanan Barat

Internasional
Praktik 'Deepfake' di China Marak, Youtuber Asal Ukraina Jadi Korban

Praktik "Deepfake" di China Marak, Youtuber Asal Ukraina Jadi Korban

Internasional
Mengenal Peristiwa Nakba, Hilangnya Tanah Air Palestina

Mengenal Peristiwa Nakba, Hilangnya Tanah Air Palestina

Internasional
Apa Itu UU ‘Agen Asing’ Georgia dan Mengapa Eropa Sangat Khawatir?

Apa Itu UU ‘Agen Asing’ Georgia dan Mengapa Eropa Sangat Khawatir?

Internasional
Mengapa Presiden Putin Ganti Menteri Pertahanannya?

Mengapa Presiden Putin Ganti Menteri Pertahanannya?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com