Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembocor Terancam Ekstradisi

Kompas.com - 11/06/2013, 02:51 WIB

HONGKONG, SENIN - Hingga hari Senin (10/6), keberadaan Edward Snowden, yang mengaku sebagai pembocor dokumen rahasia Pemerintah AS terkait program pengintaian jaringan telepon dan internet di AS, belum diketahui. Jika masih berada di Hongkong, ia bisa diekstradisi ke AS.

Dalam video rekaman wawancara yang diunggah di laman surat kabar Inggris The Guardian, Snowden mengaku berada di Hongkong untuk berlindung. Video itu dibuat pada 6 Juni.

Namun, pria berusia 29 tahun itu tak menjelaskan dengan pasti lokasinya. Saat wartawan kantor berita Reuters mengecek di sebuah hotel mewah di Hongkong, Senin, staf hotel itu mengakui, Snowden pernah menginap di tempat tersebut, tetapi sudah keluar pada Senin tengah hari.

Sehari sebelumnya, harian The Guardian dan The Washington Post melaporkan bahwa orang yang membocorkan rahasia operasi intelijen AS tersebut adalah Snowden. Menurut kedua surat kabar terkemuka itu, pengungkapan identitas tersebut dilakukan atas permintaan Snowden sendiri.

Sejumlah dokumen yang dibocorkan Snowden telah menjadi salah satu skandal kebocoran rahasia terbesar dalam sejarah AS. Dokumen-dokumen itu mengungkapkan bahwa Badan Keamanan Nasional AS (NSA) setidaknya menjalankan dua program pengintaian rahasia.

Pada program pertama, NSA mengumpulkan data panggilan telepon dari beberapa perusahaan telekomunikasi di AS. Sementara pada program kedua, yang bernama sandi PRISM, NSA mengakses server sembilan perusahaan besar internet di AS untuk mengawasi perilaku warga di internet.

Pengungkapan dua program itu memicu debat panas di AS soal hak privasi warga negara dan kewajiban negara melindungi warganya dari ancaman keamanan, seperti terorisme.

Direktur Intelijen Nasional AS James Clapper menegaskan, pembocoran rahasia itu telah menyebabkan kerusakan besar yang mengancam keamanan negara. Pihak NSA juga meminta Departemen Kehakiman AS menggelar penyelidikan kriminal terkait kebocoran ini.

Merasa keselamatannya terancam, Snowden memutuskan tampil ke publik. Ia berharap ekspos besar-besaran di media akan membuat orang yang berniat mencelakainya akan berpikir dua kali, dan akan membuat negara-negara tertentu menawarkan suaka kepada dia.

Snowden mengaku bisa mendapatkan akses ke berbagai dokumen rahasia NSA saat bekerja di perusahaan konsultan Booz Allen Hamilton yang menjadi kontraktor bagi NSA. Sekitar tiga pekan lalu, ia menyalin sejumlah dokumen rahasia terkait dua program itu dari kantor NSA di Hawaii.

Ia kemudian meminta izin cuti selama beberapa pekan untuk menjalani terapi epilepsi, kemudian terbang ke Hongkong. Ia memilih Hongkong karena dianggap sebagai tempat yang melindungi kebebasan berbicara.

Namun, Hongkong dan AS telah menandatangani perjanjian ekstradisi sejak tahun 1996. Para pakar hukum mengatakan, jika Snowden sampai tertangkap polisi Hongkong, besar kemungkinan ia akan diekstradisi ke AS. Ia juga menghadapi hukuman penjara hingga puluhan tahun.(Reuters/AFP/AP/DHF)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com