JAKARTA, KOMPAS -
Demikian penjelasan Kepala Kepolisian Sektor Cakung Tri Yulianto saat ditemui Kompas di Jakarta, kemarin. Menurut Tri, dugaan tersebut berdasarkan
Tri mengatakan, berdasarkan keterangan Weni, sekitar pukul 02.30, seorang pria masuk ke rumahnya, dengan merusak pintu belakang rumah. Diduga, pria itu akan mencuri mesin pompa air. Namun, aksinya diketahui Yunus sehingga terjadilah perkelahian. Yunus sempat menyerang pria itu dengan senjata tajam. Tak lama, korban melarikan diri ke arah persawahan.
”Ternyata, sekitar pukul 07.00, seorang warga melihat sesosok pria tewas dengan beberapa luka bacok di tubuhnya di persawahan, yang jaraknya sekitar 300 meter dari rumah Weni. Pria tewas itu tak lain merupakan orang yang berusaha mencuri di rumah Weni,” ujar Tri.
Tri menjelaskan, hingga saat ini, pihaknya masih mencari Yunus yang menghilang setelah ditemukannya mayat itu. ”Nantinya, Yunus akan dimintai keterangan terkait dengan penyerangan yang ia lakukan kepada pria yang akan mencuri di rumahnya itu,” ucapnya.
Berdasarkan pantauan Kompas, di pintu depan dan belakang rumah Weni tidak terlihat tanda-tanda dirusak paksa. Sementara itu, saat mengintip ke dalam rumahnya, tidak terlihat ada pompa air, yang ada hanya beberapa alat masak dan tabung gas yang berserakan.
Adapun di semak-semak belakang rumah Weni terlihat banyak bercak darah yang menempel. Saat ditelusuri, bercak darah itu terus mengarah ke lokasi ditemukannya mayat itu.
Seorang tetangga Weni, Suryadi (47), mengatakan, sekitar pukul 02.30, Yunus mendatangi rumahnya dan bercerita baru saja membacok orang karena akan mencuri di rumahnya. ”Akan tetapi, pada jam-jam itu, saya tidak mendengar suara gaduh dan ribut-ribut dari rumah Weni,” ujar Suryadi, pemilik warung yang buka 24 jam itu.
Nandar, salah seorang warga setempat, mengatakan, mayat pria itu saat ditemukan tidak memakai baju, hanya bercelana jins pendek warna biru tua, dan di dekatnya ada topi hitam, serta pakaian putih garis-garis hitam.