TAIPEI, SELASA -
Ancaman terbaru itu dilontarkan Kementerian Pertahanan Taiwan, Selasa (14/5). ”Kami tengah menyiapkan latihan perang. Salah satu lokasi alternatifnya di Selat Bashi. Soal apakah latihan itu jadi atau tidak, semua bergantung pada Pemerintah Filipina,” ujar David Lo, juru bicara Kementerian Pertahanan Taiwan.
Lo enggan merinci, tetapi kantor berita Taiwan menyebut, latihan perang akan digelar Kamis (16/5) dan melibatkan empat kapal perang jenis fregat dan satu kapal perang jenis perusak.
Sejumlah jet tempur disebut- sebut juga telah disiapkan. Akhir pekan lalu, Taiwan diketahui juga telah mengirim empat kapal angkatan laut dan pasukan penjaga pantainya ke lokasi penembakan untuk melindungi nelayan-nelayan mereka yang masih ada di sekitar lokasi.
Seperti diwartakan, Taiwan mendesak Pemerintah Filipina meminta maaf dan memberi kompensasi kepada keluarga korban.
Pemerintah Filipina juga didesak segera mengungkap insiden itu, sekaligus menghukum pelaku penembakan.
Jika semua permintaan itu tak diindahkan hingga Selasa (14/5), Pemerintah Taiwan akan membekukan hubungan diplomatik kedua negara dan melarang pekerja migran asal Filipina.
Di Taiwan, insiden penembakan hingga tewas itu telah memicu kemarahan publik. Ratusan nelayan menggelar unjuk rasa, yang diwarnai pembakaran bendera Filipina. Kedutaan Besar Filipina di Taipei juga dilempari telur.
Di Manila, Filipina, Presiden Benigno Aquino, Senin lalu, meminta kedua negara sama-sama bersikap tenang. Menurut Aquino, duta besarnya di Taipei telah bertemu dengan Kementerian Luar Negeri Taiwan guna memastikan proses penyelidikan tengah berlangsung.