Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terlahir Tanpa Lengan, Jessica Bisa Terbangkan Pesawat

Kompas.com - 28/04/2013, 08:09 WIB

"Saat itu, saya tak ingin ditertawakan. Namun, guru saya mengatakan 'Jessica tak ada barisan belakang (di panggung), kamu harus berada di depan bersama teman lainnya'. Pelajaran itu membekas di hati saya hingga sekarang," lanjut dia.

Menembus batas

Kehidupan selanjutnya menjadi semakin mudah untuk Jessica. Dia terus menggunakan kedua kakinya untuk berbagai kegiatan, seperti menggosok gigi, makan, menyisir rambut, dan menulis.

Meski demikian, kedua orangtua Jessica memutuskan agar putri mereka mengenakan lengan palsu pada saat dia berusia empat tahun.

"Mengenakan lengan palsu saya malah menjadi bahan ejekan. Beberapa anak memanggil saya Kapten Hook. Selain itu, tangan palsu itu sangat berat," kenang Jessica.

Meski lengan palsu itu memudahkannya membuka pintu, membawa tas, dan pekerjaan lainnya, tetapi setibanya di rumah, Jessica selalu melepas kedua lengan palsunya itu dan lebih memilih menggunakan kakinya.

"Saya hidup dengan normal, saya hanya harus melatih kaki dan jari-jari kaki saya untuk menggantikan fungsi tangan," lanjut Jessica yang akhirnya memutuskan untuk tidak pernah menggunakan tangan palsu lagi.

Ternyata, tanpa lengan palsu Jessica malah semakin tak terbendung. Dalam usia 14 tahun dia sudah meraih sabuk hitam karate, usia 15 dia berkompetisi renang, dan pada usia 26 tahun Jessica mulai belajar berselancar.

Pada 2005, Jessica mulai belajar menjadi pilot. Dia kini memiliki lisensi menerbangkan pesawat ringan untuk ketinggian hingga 3.050 meter.

"Terbang adalah salah satu kegiatan yang membuat saya merasa benar-benar independen dan bangga terhadap diri saya sendiri. Saya membuktikan semua bisa terwujud jika kita yakin terhadap diri sendiri," kata Jessica berpetuah.

Mencari suami

Meski memiliki segudang kegiatan dan prestasi, satu hal yang membuat perempuan hebat ini nyaris menyerah adalah dalam urusan mencari suami.

Namun, semua berubah pada Mei 2010, saat dia berkenalan dengan Patrick, salah seorang pelatih karate di sekolahnya.

"Sejak awal, Patrick tidak melihat saya sebagai gadis aneh yang melakukan segalanya menggunakan kaki, atau mengasihani saya sebagai gadis yang tak memiliki lengan. Dia melihat saya sebagai Jessica. Itulah yang membuat saya mencintai dia," kenangnya.

Akhirnya Jessica dan Patrick memutuskan untuk menikah pada 12 Mei 2012.

"Saya tahu saya berbeda dengan perempuan lain. Namun itu tak membuat saya merasa tidak cantik," katanya.

"Dari beberapa pria yang pernah berkencan dengan saya, semua melihat saya dari luar saja. Namun, Patrick berbeda. Dia melihat saya tetap cantik meski tak memiliki lengan," tambah dia.

Kini, cita-cita Jessica adalah memiliki anak bersama Patrick suaminya. Jessica membuktikan keterbatasan tidak bisa menghalangi kebahagiaan dan kesuksesan seseorang.

"Semua bisa dilakukan asalkan kita percaya pada diri kita sendiri," itulah petuah yang selalu dipegang teguh Jessica Cox.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com