Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Otoritas Keamanan Dinilai Lengah

Kompas.com - 25/04/2013, 02:11 WIB

washington, selasa - Mengapa tidak ada tindakan lanjutan setelah interogasi terhadap Tamerlan Tsarnaev pada 2011? Mengapa dia tidak diidentifikasi sebagai ancaman berdasarkan keterkaitan dia dengan situs radikal? Mengapa pihak berwenang tidak memedulikan kunjungan dia ke Rusia pada 2012?

Itulah tiga pertanyaan dasar yang diajukan Komite Intelijen Senat Amerika Serikat (AS) terhadap otoritas keamanan, terutama Biro Investigasi Federal (FBI). Seusai dengar pendapat tertutup di Washington, Selasa (23/4) itu, Senat mendapat kesimpulan, terdapat hambatan serius dalam mekanisme berbagi informasi di antara pihak-pihak berwenang, termasuk informasi investigasi kritis.

Senator Republiken, Saxby Chambliss, mengatakan, di antara pihak-pihak berwenang, memang tidak satu pun yang berusaha lepas tanggung jawab. ”Namun, kami masih mencari tahu mengapa mereka sulit sekali berbagi informasi,” ujar Chambliss.

Tamerlan (26) bersama adiknya, Dzhokhar Tsarnaev (19), didakwa sebagai pengebom Maraton Boston, yang menewaskan 3 orang dan melukai lebih dari 200 orang, Senin pekan lalu. Dua bersaudara itu juga menjadi tersangka pembunuh polisi kampus di Massachusetts, beberapa jam sebelum Tamerlan tewas di Watertown. Dzhokhar, yang terluka parah, saat ini dirawat di RS Beth, Boston, dan menghadapi ancaman hukuman mati.

Meski babak utama tragedi bom Boston terkuak dengan proses pengadilan awal yang dijalani Dzhokhar, Senin lalu, sejumlah pertanyaan besar masih menggantung. Pertama, apa motif Tsarnaev bersaudara. Kedua, mengapa penegak hukum mengabaikan potensi radikalisme Tamerlan yang diidentifikasi sejak 2011.

Dalam pengakuan tertulis kepada interogator khusus FBI, Dzhokhar mengatakan, Tamerlan-lah yang mendorong aksi bom Maraton Boston.

Keluarga Tsarnaev yakin radikalisme Tamerlan diawali dengan perkenalan dia dengan seseorang bernama Misha, beberapa tahun lalu. Sejak perkenalan itu, Tamerlan, yang seorang petinju amatir, berhenti bertinju dan belajar musik.

Tamerlan juga mulai menentang perang di Afganistan dan Irak. Dia kemudian tekun di depan komputer menjelajahi situs-situs radikal. Tamerlan juga pernah mengutarakan bahwa badan telik sandi AS, CIA, berada di belakang serangan teroris pada 11 September.

”Sepertinya dia (Misha) mengambil begitu saja otaknya,” ujar paman Tamerlan, Ruslan Tsarni, yang mengaku sempat mengungkapkan kekhawatiran atas Misha kepada orangtua Tamerlan.

Setelah berusaha selama beberapa hari, upaya sejumlah media lokal AS untuk mengungkap sosok Misha tidak berhasil.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com