Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tersangka Bom Boston Bakal Diadili di Pengadilan Sipil

Kompas.com - 23/04/2013, 02:29 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

Dalam pernyataannya, Senin (22/4/2013) waktu setempat, Jaksa Agung Eric Holder memaparkan rincian dakwaan terhadap tersangka yang berusia 19 tahun tersebut. Dakwaan itu dapat berujung pada vonis hukuman mati. Hingga kini Dzhokhar masih dalam perawatan intensif di Rumah Sakit Beth Israel, di Boston, Massachusetts, Amerika Serikat. Kondisinya disebut masih "sangat serius", tetapi stabil.

Sebelumnya, Juru Bicara Gedung Putih Jay Carney mengatakan, beberapa anggota parlemen dari Partai Republik telah meminta Presiden Barack Obama untuk mengajukan Dzhokhar dalam peradilan sebagai musuh negara. Pengenaan tuduhan ini akan sangat membatasi hak terdakwa, termasuk menghadirkan pengacara.

Namun, kata Carney, Gedung Putih telah menolak imbauan tersebut. Dzhokhar, tegas dia, tetap akan ditangani dengan proses peradilan sipil biasa, terutama karena dia adalah warga negara Amerika dari jalur naturalisasi. Karenanya, dia tak dapat diajukan dalam peradilan militer. "Dia tidak akan diperlakukan sebagai pasukan musuh," tegas Carney.

Menurut Carney, berdasarkan konstitusi Amerika Serikat, warga negara Amerika tidak dapat diadili dalam peradilan militer. Status enemy combatant pernah dipakai Amerika untuk mendakwa para pelaku penyerangan 11 September 2001. Para pelaku penyerangan tersebut diadili menggunakan sistem peradilan militer, dan kini meringkuk di Penjara Guantanamo.

Carney mengatakan, keputusan bahwa Dzhokhar tetap akan diadili menggunakan sistem peradilan umum merupakan keputusan Jaksa Agung Eric Holder bersama Departemen Kehakiman. "Seluruh tim keamanan nasional mendukung keputusan tersebut," tegas Carney. "Mari kita perjelas: Tidak ada alternatif untuk mencoba mengadili warga negara Amerika Serikat di peradilan militer."

Dzhokhar adalah salah satu dari tersangka pelaku penyerangan di Maraton Boston, tepat sepekan lalu. Satu tersangka lain adalah kakak Dzhokhar, Tamerlan Tsarnaev, yang tewas dalam baku tembak dengan polisi, Kamis (18/4/2013) malam waktu setempat. 

Serangan di Maraton Boston pekan lalu mengakibatkan tiga orang tewas dan lebih dari 170 orang terluka. Sampai saat ini dilaporkan dua korban luka masih dalam kondisi sangat serius.

 

Sumber: VOA/REUTERS/CNN

Berita terkait dapat dibaca dalam topik: Teror Bom di Boston

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com