Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa Indonesia Dekat TKP Saat Bom Meledak

Kompas.com - 16/04/2013, 10:41 WIB

KOMPAS.com — Saat ledakan bom di Boston, AS, terjadi pada Senin sore waktu setempat, Irmawati Dewanto, mahasiswa Indonesia di kota itu, berada sekitar 500 meter dari lokasi ledakan. Ia sedang mengikuti kelas khusus saat itu. Berikut ini adalah wawancara wartawan VOA, Eva Mazrieva, dengan Irmawati Dewanto.

VOA: Dapatkah Anda ceritakan bagaimana situasi di Copley Square beberapa saat setelah ledakan tadi?

Irmawati: Ledakan terjadi sekitar pukul 02.50 PM (sore). Saat itu saya sedang berada di dalam kelas, di dalam gedung di Arlington Street sekitar 500 meter dari lokasi ledakan. Tiba-tiba kami mendengar ledakan. Tampak asap membubung tinggi. Tak lama terdengar suara sirene polisi dan ambulans. Kami keluar gedung dan melihat orang-orang berlarian di jalan, panik sambil berteriak-teriak, "Ada bom… ada bom." Memang saat itu sedang ada event besar Boston Marathon, jadi suasana kacau.

VOA: Lalu Anda mencoba mendekati lokasi dan menemukan beberapa stasiun KA di dekat lokasi ditutup?

Irmawati: Stasiun Copley Square memang ditutup sejak pagi karena dipersiapkan untuk acara Boston-Marathon. Menurut rencana, beberapa saat menjelang acara berakhir seharusnya dibuka, tapi karena ada ledakan ditutup. Ini baru saja polisi dan otorita KA member itahu dua jalur yang ada, merah dan biru, baru dibuka kembali. Namun warga diminta pulang ke rumah, tidak berkumpul di Copley Square. Juga kalau berjalan diminta tidak dalam rombongan besar.

VOA: Ini informasi yang Anda dapat lewat teks atau online?

Irmawati: Tidak. Ini informasi yang diteriakkan polisi di jalan-jalan. Saya sekarang masih berada di sekitar Arlington Street. Semua kelas memang dibatalkan, tapi teman-teman masih ingin melihat ke lokasi, apalagi karena memang situasi di sini padat. Sinyal telepon kami juga diacak. Mungkin untuk mengantisipasi terjadinya pengaktifan bom lewat telepon seluler. Karena seperti Eva sudah tahu, setelah dua ledakan di garis finis Boston Marathon, terjadi juga ledakan di JFK Library di Universitas Massachusetts. Jadi, memang suasana yang saya tangkap di sini sekarang, warga, petugas, sama-sama panik. Semua juga sedang mencari informasi karena, selain para pelari dan suporternya, banyak keluarga yang menonton acara ini. Hari Senin ini adalah hari pertama Spring-Break, jadi anak-anak sekolah libur dan mereka menghabiskan hari dengan berjalan-jalan di sekitar Copley Square ini. Saat tidak ada bom saja, situasi di Copley Square ini padat, apalagi ada bom! Yang bikin saya sedih, Boston Marathon ini dijadikan ajang untuk mengenang penembakan di SD Sandy Hook, Newtown, yang menewaskan 26 orang (termasuk 20 anak-anak). Menurut rencana di kilometer ke-26 akan dibuat memorial untuk mengenang mereka. Tapi, pengeboman ini membuat suasana jadi campur aduk, orang berduka, sedih, marah. Suasana Boston yang tadinya gembira karena libur dan cuaca hangat sekarang jadi berduka, suram, marah. Sulit saya menjelaskannya.

VOA: Sekarang ini Copley Square masih ditutup?

Irmawati: Masih. Kalaupun stasiun KA di sini dibuka dan KA bisa lalu lalang di bawah tanah, pintu stasiun Copley tetap ditutup. Kita harus turun satu stasiun sebelum atau setelah Copley. Polisi masih menutup stasiun itu. Petugas polisi, ambulans, pemadam kebakaran masih hilir mudik. Beberapa ratus meter dari lokasi juga masih dikasih garis kuning dan tidak bisa dilintasi.

VOA: Kondisi keamanan di semua kota di AS kini ditingkatkan, termasuk di Washington DC karena peristiwa ini disebut-sebut sebagai "on going event". Anda sendiri melihat memang ada kemungkinan terjadinya ledakan lagi? atau suasana di sana masih tegang?

Irmawati: Ya. Itulah sebabnya saya rasa mengapa polisi dan Wali Kota meminta kita pulang. Tidak bergerombol. Mereka juga mencari saksi mata sebanyak-banyaknya. Semua yang ada di lokasi masih diwawancara. Semua tampak masih sangat khawatir, apalagi ada ledakan susulan di JFK Library tadi. Jadi kemungkinan bahwa masih ada bom berikutnya memang sangat terasa. Orang khawatir, takut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com