Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Debu Letusan Lokon Selimuti Desa di Minahasa

Kompas.com - 08/04/2013, 15:46 WIB

TOMOHON, KOMPAS.com - Debu letusan Gunung Lokon, Senin menyelimuti Desa Ranotongkor, Kecamatan Tombariri, Kabupaten Minahasa setelah terjadinya letusan pada pukul 09.57 WITA.

Debu letusan Gunung Lokon tertiup angin ke arah selatan dan barat daya jatuh di Desa Ranotongkor, Kecamatan Tombariri, Kabupaten Minahasa.

Debu tipis mulai jatuh di Kelurahan Kayawu dan Kelurahan Tara-Tara Kota Tomohon, dan berlanjut hingga ke Desa Ranotongkor yang tergolong cukup tebal hingga beberapa milimeter.
Ruas jalan dan permukiman penduduk, ditutupi debu sekitar 0,5 sentimeter sehingga tampak keabu-abuan, debu letusan diperkirakan mulai jatuh sekitar pukul 10.15 WITA atau beberapa menit setelah letusan pukul 09.57 WITA.

Tampak sejumlah warga naik ke atap seng dan asbes untuk membersihkan debu letusan menggunakan selang air, lainnya membersihkan menggunakan sapu, meski begitu di sepanjang jalan tidak terlihat ada petugas pemerintah kabupaten yang membagi-bagikan masker, meskipun lalu lintas jalan raya tergolong ramai dilalui kendaraan.

"Beruntung ketika debu vulkanik mulai turun, sempat terjadi hujan walaupun tidak cukup deras. Ini memang risiko tinggal di sekitar gunung api," kata Refly, warga desa. Areal perkebunan kelapa, jagung, pisang, sayur, dan umbi-umbian yang sebelumnya tampak hijau terang, terlihat meredup keabu-abuan.

Petani tidak bisa berbuat apa-apa selain hanya berharap hujan tidak datang terlambat sebelum merusak tanaman. "Kalau kelapa tidak jadi soal. Tapi kalau tanaman jagung, atau sayur pasti rusak bila tidak disiram," ungkap Jantje, salah seorang petani.

Sementara itu, Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Lokon dan Mahawu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Bandung di Kakaskasen, Farid Ruskanda Bina mengharapkan warga mematuhi radius bahaya 2,5 kilometer dari kawah Tompaluan.
"Statusnya masih siaga level III dengan aktivitas vulkanik yang masih dikategorikan tinggi," katanya.

Sejak diturunkan statusnya dari awas level IV ke siaga level III pada akhir Juli 2011, rentetan letusan masuh terus terjadi di setiap bulannya dan diperkirakan telah mencapai seribuan kali.
Riza Fahriza.


 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com