Caracas, Selasa
Tuduhan itu diberikan dua pekan sebelum para pemilih memberikan suara memilih seorang presiden baru pasca-meninggalnya Chavez. Hugo Chavez adalah pemimpin flamboyan yang memerintah Venezuela selama 14 tahun dan meluncurkan apa yang disebutnya ”revolusi” kiri.
”Media negara telah menjadi sayap propaganda sebuah partai politik,” kata Capriles, merujuk kepada partai sosialis Maduro, penerus pilihan Chavez.
Dalam pemilu yang bebas dan adil, para kandidat seharusnya mendapat akses yang sama dan hak-hak yang sama, kata Capriles dalam sebuah konferensi pers.
Namun, Maduro, mantan pengemudi bus dan pemimpin serikat buruh, mengandalkan ”seluruh sumber daya negara... dan seluruh struktur kekuasaan negara” untuk menjalankan kampanyenya, tuduh Capriles.
Kampanye resmi baru dimulai hari Selasa, tetapi Capriles mengatakan Maduro telah menggunakan 46 jam di televisi negara sejak kematian Chavez pada 5 Maret.
Capriles mendesak Dewan Pemilu Nasional untuk tidak memihak dan memberlakukan peraturan kampanye menjelang pemilu 14 April itu.
Menteri Komunikasi Ernesto Villegas membalas di Twitter dengan mengatakan, televisi negara telah menyiarkan secara langsung konferensi pers Capriles ”walau ada perintahnya untuk mencegah akses bagi wartawan dari media pemerintah”.
Villegas juga kembali mengundang Capriles untuk diwawancara di televisi negara setelah kandidat oposisi itu menolak sebuah permintaan sebelumnya, dengan mengatakan media negara berat sebelah terhadap dia.
Dalam konferensi pers hari Senin itu Capriles menyatakan keberangannya karena para pendukungnya disebut sebagai ”ahli waris Hitler” oleh Maduro.