Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Capriles Tuduh Maduro Curang Jelang Pemilu

Kompas.com - 03/04/2013, 03:18 WIB

Caracas, Selasa - Kandidat oposisi Venezuela, Henrique Capriles, Senin (1/4), menuduh penjabat Presiden Nicolas Maduro secara tidak adil menggunakan media dan uang negara dalam kampanyenya untuk meneruskan almarhum Hugo Chavez.

Tuduhan itu diberikan dua pekan sebelum para pemilih memberikan suara memilih seorang presiden baru pasca-meninggalnya Chavez. Hugo Chavez adalah pemimpin flamboyan yang memerintah Venezuela selama 14 tahun dan meluncurkan apa yang disebutnya ”revolusi” kiri.

”Media negara telah menjadi sayap propaganda sebuah partai politik,” kata Capriles, merujuk kepada partai sosialis Maduro, penerus pilihan Chavez.

Dalam pemilu yang bebas dan adil, para kandidat seharusnya mendapat akses yang sama dan hak-hak yang sama, kata Capriles dalam sebuah konferensi pers.

Namun, Maduro, mantan pengemudi bus dan pemimpin serikat buruh, mengandalkan ”seluruh sumber daya negara... dan seluruh struktur kekuasaan negara” untuk menjalankan kampanyenya, tuduh Capriles.

Kampanye resmi baru dimulai hari Selasa, tetapi Capriles mengatakan Maduro telah menggunakan 46 jam di televisi negara sejak kematian Chavez pada 5 Maret.

Capriles mendesak Dewan Pemilu Nasional untuk tidak memihak dan memberlakukan peraturan kampanye menjelang pemilu 14 April itu.

Menteri Komunikasi Ernesto Villegas membalas di Twitter dengan mengatakan, televisi negara telah menyiarkan secara langsung konferensi pers Capriles ”walau ada perintahnya untuk mencegah akses bagi wartawan dari media pemerintah”.

Villegas juga kembali mengundang Capriles untuk diwawancara di televisi negara setelah kandidat oposisi itu menolak sebuah permintaan sebelumnya, dengan mengatakan media negara berat sebelah terhadap dia.

Dalam konferensi pers hari Senin itu Capriles menyatakan keberangannya karena para pendukungnya disebut sebagai ”ahli waris Hitler” oleh Maduro.

Pada akhir pekan, Maduro membandingkan protes pihak oposisi mengenai dokter-dokter Kuba yang bekerja di Venezuela dengan persekusi kaum Yahudi di Jerman zaman Nazi. ”Para ahli waris Hitler memimpin sebuah kampanye di Venezuela terhadap rakyat Kuba,” katanya.

Dalam konferensi pers itu, Capriles, yang adalah keturunan Yahudi Polandia dari pihak ibunya, mengecam komentar itu sebagai intoleran dan bodoh.

”Apakah dia tahu siapa Hitler? Kalau ya, maka apa yang dikatakannya jahat karena dia mengatakan bahwa mereka yang tidak berpikir seperti dia adalah pembunuh,” kata Capriles (40).

Maduro unggul atas Capriles dengan 20 poin berdasarkan pol oleh Hinterlaces yang keluar hari Senin, yang memberi Maduro 55 persen dan Capriles 35 persen.

Dalam wawancara dengan AFP pada akhir pekan, Maduro mengatakan rakyat mendukungnya. ”Saya percaya rakyat akan memberikan suara bagi Maduro karena kami seperti keluarga yang kehilangan ayah,” katanya.(AFP/Reuters/DI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com