Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia Akan Halangi Oposisi Suriah di PBB

Kompas.com - 30/03/2013, 03:02 WIB

NEW YORK, KAMIS - Rusia bersumpah akan menghalangi setiap upaya kelompok oposisi Koalisi Nasional Suriah mencari pengakuan internasional dengan mengambil alih kursi delegasi Suriah di Perserikatan Bangsa-Bangsa. Rusia meyakini langkah itu akan melemahkan posisi PBB di dunia.

Demikian ditegaskan Duta Besar Rusia untuk PBB Vitaly Churkin, di Markas Besar PBB, New York, Amerika Serikat, Kamis (28/3). ”Kami akan sangat menentang langkah itu,” ucapnya.

Churkin mengaku ragu langkah pengakuan terhadap Koalisi Nasional (NC) Suriah di PBB itu akan terjadi karena ia yakin sebagian besar anggota PBB adalah negara bertanggung jawab yang menghargai institusi dunia tersebut.

”Saya kira mereka (para anggota PBB) memahami bahwa jika hal seperti ini terjadi akan benar-benar melemahkan posisi PBB,” ungkapnya.

Pernyataan Churkin itu menegaskan posisi Rusia yang mengkritik keras keputusan Liga Arab memberikan kursi delegasi Suriah kepada NC pada KTT Liga Arab di Doha, Qatar, beberapa hari lalu.

Menurut Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, dengan keputusan itu, Liga Arab telah melepaskan harapan akan solusi damai konflik Suriah.

Hingga saat ini belum ada tanda-tanda NC akan bergerak mencari pengakuan di PBB. Meski demikian, kalangan diplomat Barat meyakini kubu oposisi Suriah akan berusaha mengambil alih kursi delegasi Suriah di PBB pada sidang Majelis Umum PBB, September mendatang.

Selain mendapat pengakuan di Liga Arab, NC secara resmi juga membuka kedutaan besar di Qatar, Rabu. NC juga dalam proses membuka kantor perwakilan di New York dan Washington DC, AS.

Kepala perwakilan NC di AS, Najib Ghadbian—seorang profesor ilmu politik berdarah Suriah di Universitas Arkansas, AS— mengatakan, masuk akal jika NC mendapatkan kursi Suriah di PBB.

”PBB bisa membantu menjamin transisi stabil di Suriah menuju struktur negara yang stabil, demokratis, dan inklusif dengan memberikan kursi delegasi Suriah di PBB (kepada oposisi),” kata Ghadbian.

Sebelumnya, ada beberapa preseden pemberian kursi delegasi suatu negara di PBB kepada kelompok oposisi negara itu.

Pada 2010, Majelis Umum PBB mengakui perwakilan Alassane Ouattara sebagai duta besar sah Pantai Gading setelah Ouattara dinyatakan menang atas presiden petahana, Laurent Gbagbo, dalam pemilihan presiden.

Pada 2011, PBB juga mengakui kubu oposisi Libya setelah semua anggota misi diplomatik Libya di PBB menyatakan membelot dari pemerintahan Moammar Khadafy.

Latihan mendadak

Sementara itu, pada hari yang sama dengan pernyataan Churkin di New York, Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan angkatan bersenjatanya menggelar latihan perang mendadak di Laut Hitam.

Menurut juru bicara Presiden Rusia, Dmitry Peskov, Putin memberikan perintah latihan kepada Kementerian Pertahanan Rusia, Kamis pukul 04.00 dini hari.

Saat itu, Putin dalam perjalanan pulang dari menghadiri KTT BRICS di Durban, Afrika Selatan.

Latihan militer yang digelar tidak sembarangan karena melibatkan sedikitnya 36 kapal perang, 7.000 prajurit, dan sejumlah pesawat militer.

Laut Hitam dikelilingi enam negara, termasuk Turki dan negara yang pernah berperang dengan Rusia, Georgia. Perairan tersebut juga menjadi jalur laut terpendek yang menghubungkan Rusia dengan fasilitas angkatan lautnya di Tartus, Suriah.

Selama dua tahun perang saudara di Suriah, Rusia telah menjadi pendukung utama rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad. Rusia dan China telah tiga kali memveto resolusi Dewan Keamanan PBB yang mengecam Pemerintah Suriah atas pertumpahan darah yang terjadi. (Reuters/AFP/AP/DHF)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com