Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Paus Fransiskus Menolak Istana Mewah

Kompas.com - 28/03/2013, 02:35 WIB

VATIKAN, Rabu - Paus Fransiskus menyatakan akan tinggal di wisma tamu Vatikan dan belum mau pindah ke kediaman resmi kepausan di Istana Apostolic yang menghadap ke Lapangan Basilika Santo Petrus.

Juru bicara Vatikan, Federico Lombardi, mengatakan, Selasa (26/3), Paus memilih tinggal di salah satu kamar di wisma tamu Casa Santa Martha yang memiliki 120 kamar.

”Dia mencoba hidup sederhana dengan tetap ingin berada di dekat para pastor,” kata Lombardi. Dia memilih tinggal bersama para kardinal, yang sebagian masih berada di Vatikan, setidaknya untuk sementara.

Lombardi menambahkan, kamar Paus di wisma tamu itu sudah diganti dengan kamar lebih besar dengan alasan untuk menerima banyak tamu.

Wisma tamu Casa Santa Martha dibangun tahun 1996 atas perintah Paus Yohanes Paulus II guna menampung para tamu dan para kardinal. Akan tetapi, wisma itu juga menjadi hunian para pastor dan uskup yang bekerja di Vatikan.

Sejak terpilih dua pekan lalu, Paus melakukan kegiatan sehari-hari seperti biasa di wisma tamu itu. Dia turun ke ruang makan dan mengambil sendiri menu pilihannya, layaknya tamu biasa di hotel-hotel.

Paus asal Argentina itu bahkan menelepon sendiri seorang pengantar koran di Buenos Aires untuk meminta agar menghentikan pengantaran koran setiap pagi ke apartemennya di ibu kota Argentina itu.

”Dia mengagetkan saya karena langsung menelepon agar langganan dihentikan dengan alasan kini dia menetap di Roma,” kata Daniel de Regno (36), yang mengantar koran ke kediaman Paus sejak 2005.

Pidato berkesan

Sementara itu, detail baru soal proses konklaf yang memilih Paus Fransiskus kembali muncul. Menurut Kardinal Jaime Ortega dari Havana, Kuba, Kardinal Jorge Mario Bergoglio melontarkan kritik keras terhadap Gereja di hadapan para kardinal, beberapa jam sebelum mereka memilih dia sebagai Paus.

Hal itu terungkap dalam pernyataan Kardinal Ortega di sebuah majalah Katolik, Palabra Nueva edisi Selasa, di Kuba. Ortega mengatakan, Kardinal Bergoglio saat itu menyerukan agar Vatikan tidak berpikir soal masalah internal semata, tetapi kembali fokus pada penggunaan energi untuk dunia luar.

”Gereja diminta bangkit dan bergerak ke segala penjuru, tidak hanya secara geografi, tetapi hingga relung-relung jiwa: ke para pendosa, yang menderita,” kata Ortega.

Gereja diminta agar tak mengabaikan kaum tertinggal dan tak mengabaikan kebekuan agama, tetapi harus memikirkan semua penderitaan manusia.

Ortega menyatakan, Bergoglio memberi pernyataan itu kepadanya secara tertulis terkait itu dan memberi izin untuk menyebarkan isinya. ”Kardinal Bergoglio menyampaikan pidato yang menurut saya sebuah hal penting, mengena, dan sesuai kenyataan yang ada,” ujar Ortega.

Dalam pernyataannya, Paus juga mengingatkan tentang bahaya stagnasi. ”Ketika Gereja tidak beranjak dan sibuk pada urusan sendiri maka ia akan menjadi sakit,” katanya.

Dia juga meminta Gereja mencegah semacam ”narsisme teologi”. Di akhir pidatonya waktu itu, Bergoglio mengingatkan, siapa pun yang akan menjadi Paus harus membantu Gereja bangkit. (AP/AFP/REUTERS/MON)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com