Bangui, Selasa -
Langkah itu diambil setelah Seleka menginvasi Bangui, ibu kota CAR, merebut istana presiden, dan mengusir Presiden Francois Bozize.
Djotodia mengatakan bahwa dia akan mempertahankan Nicolas Tiangaye sebagai perdana menteri dalam pemerintahan bersama. Sebelum itu dia menyatakan, pembekuan konstitusi dan pembubaran parlemen serta pemerintahan saat ini diperlukan.
”Saya menilai perlu membatalkan konstitusi 27 November 2004, membubarkan parlemen dan pemerintah,” katanya,
Selasa, Djotodia menegaskan akan memerintah negara berdasarkan dekrit hingga pemilu digelar dalam tiga tahun ke depan. Dia berharap masa transisi ini akan mengantar rakyat ke pemilu yang bebas, kredibel, dan transparan. Meskipun demikian, Djotodia diduga akan menghadapi isolasi internasional.
Uni Afrika telah membekukan keanggotaan negara yang dilanda kudeta itu. Uni Eropa mengecam kudeta itu sebagai aksi yang ”tidak bisa diterima”. Dewan Keamanan PBB, yang tengah menggelar sidang darurat terkait krisis CAR atas desakan Perancis—bekas penjajahnya, mengecam kudeta itu, tetapi tanpa sanksi konkret.
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengecam perebutan kekuasaan oleh Seleka dan menyerukan pemulihan segera tatanan konstitusional. Kudeta yang dilakukan pemberontak Seleka itu tak dapat dibenarkan karena melanggar hukum.
Senin pagi, dalam wawancara dengan Radio France Internationale, Djotodia menjelaskan, dia hanya akan memerintah hingga tahun 2016.
Peralihan kekuasaan ke tangan Seleka ini sebenarnya dimulai setelah serangan 11 Januari lalu, dengan kesepakatan pembagian kekuasaan antara Bozize dan Seleka.
Bozize, yang juga memulai kekuasaannya melalui kudeta tahun 2003, dilaporkan telah melarikan diri ke luar negeri. Laporan menyebutkan bahwa dia sudah berada di Kamerun. Otoritas di negara itu menegaskan, dia sedang bergerak ke ”negara penampung lainnya”.
Djotodia (60) adalah bekas pegawai negeri sipil dan diplomat CAR. Sejak 2005, dia menjadi salah satu tokoh kuat di kalangan pemberontak. Dalam pidatonya, Senin malam, dia berjanji memulihkan ketertiban dan memberlakukan jam malam antara pukul 19.00 hingga pukul 06.00.
Saat Seleka merayakan kemenangan bersama sebagian warga kota, gerombolan penjarah berkeliaran di kota. Mereka membongkar dan menguras isi toko. Hingga Selasa, meskipun pertokoan di kota itu ditutup, para penjarah masih berkeliaran. Pemberontak menembakkan senjata ke udara saat berpatroli di wilayah kota.